Sabtu, 30 April 2016

MAKNA DAHSYAT DI BALIK 'ISTIGHFAR'..

Assalaamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim


MOHON KEPADA SAUDARAKU                                                                        UNTUK MENYEMPATKAN WAKTU SEBENTAR                                                         UNTUK MEMBACA SEDIKIT ILMU INI


Istighfar, kalimat yang sangat pendek, tapi memiliki makna yang sangat dahsyat, sangat dalam, sangat indah dalam hidup kita. Istighfar memiliki dua makna.

Yang pertama, setiap kali kita mengucapkan astagfirullahal 'adzim, berarti kita minta ampun kepada Allah, minta dimaafkan kesalahan kita, minta ditutupi aib-aib kita.

Semakin sering kita beristighfar maka semakin bersih diri kita dari dosa, dari kesalahan, dari aib-aib. Karena itu Allah sangat menyukai hamba Allah yang terus beristighfar.

Karena tidak satu pun di antara kita yang bersih dari dosa, maka istighfar adalah kewajiban dan kebutuhan kita, agar Allah mengampuni dosa kita, memaafkan kesalahan kita dan menutupi aib kita.

Yang kedua, setiap kali kita mengucapkan astagfirullahal 'adzim, berarti kita minta kepada Allah, mohon kepada Allah, amat sangat, agar Allah memperbaiki hidup kita, menguatkan aqidah kita, membuat kita nikmat dalam ibadah khusyuk, menjadikan akhlaq kita mulia.

Subhanallah. Satu ucapan tetapi memiliki dua keinginan. Karena itu tidak heran hamba Allah yang sungguh-sungguh beristigfar tampak dalam kehidupannya, semakin berkah, semakin membawa kebaikan dan perbaikan,semakin bahagia, tenang, senang, menyenangkan, di dunia dan di akhirat.

Karena itu Rasulullah SAW bersabda,
"Barangsiapa yang melazimkan, mendawamkan dirinya selalu beristighfar kepada Allah,
maka Allah mudahkan saat ia sulit, Allah gembirakan saat ia sedih,
dan Allah beri rezki dari jalan yang tidak pernah ia duga."

Kemudian dalam Al Qur'an surat Nuh ayat 10, 11, 12, Allah SWT berfirman,
"Beristighfarlah kepada Tuhanmu - sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun - niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan(pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai".
(QS. Nuh:10-12)

Beristighfarlah kita kepada Allah, niscaya Allah turunkan musim hujan yang berat. Allah mudahkan kita mendapatkan rezeki. Allah hadirkan di tengah kita anak-anak kita, generasi-generasi yang sholeh, generasi robbani. Kemudian Allah makmurkan negeri kita, Allah sejahterakan kita. Allahu Akbar.

Jadi, istighfar bukan hanya kewajiban, tapi kebutuhan kita. Karena itulah Rasulullah SAW, beliau tidak bangun dari tempat tidur beliau, kecuali beliau beristighfar 70 kali, dalam hadits lain 100 kali. Padahal dia ma'sum, dijamin masuk surga, bebas dari dosa, (tapi) begitu hebat istighfarnya kepada Allah. Apalagi kita yang banyak dosa.

Astagfirullahal 'adzim, ampunilah dosa kami ya Allah .. tutupi aib kami ....
betapa selama ini kami mudah tergelincir dalam dosa
namun tak bersegera memohon ampun kepada-Mu ...
Aamiin ya Rabbal'alamiin

Wallahu A'lam Bishawab
Alhamdulillahirabbil'alamin
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh 

dari Tausyiah Ustadz Yusuf Mansur


 https://www.facebook.com/groups/bijaks/

Kamis, 28 April 2016

" KHALIFAH UMAR SABAR, DIAM APABILA DILETERI/TIDAK DIHORMATI ISTRINYA "

Assalaamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim


DALAM mengharungi kehidupan rumah tangga pasti akan melalui saat-saat getir yang kadang-kala boleh menggoncang bahtera yang dibina itu. Orang kita kerap menyebut "sedangkan lidah dapat tergigit, begitu pula dengan suami isteri".
Kita tidak dapat menafikan sebagai manusia, suami atau isteri mempunyai kelemahan masing-masing. Cara terbaik untuk mengatasinya dengan bersabar dan tidak membesar-besarkan kelemahan itu.

Firman Allah bermaksud:
 "Dan bergaullah kamu dengan mereka (isteri kamu) dengan cara yang baik. Kemudian jika kamu (berasa) benci kepada mereka (kerana tingkah lakunya, janganlah kamu terburu-buru menceraikannya) kerana boleh jadi kamu bencikan sesuatu, sedangkan Allah hendak menjadikan pada apa yang kamu benci itu kebaikan yang banyak untuk kamu."
(Surah an-Nisa, ayat 19).

Rasulullah SAW pernah bersabda bermaksud:
 "Mana-mana lelaki yang bersabar di atas keburukan perangai isterinya, Allah akan berikannya pahala seperti yang diberikan kepada Ayyub kerana bersabar di atas bala yang menimpanya. Dan mana-mana isteri yang bersabar di atas keburukan perangai suaminya, Allah akan berikannya pahala seperti yang diberikan kepada Asiah binti Muzahim, isteri Firaun."

Di sini, baik juga jika direnungi kisah seorang lelaki yang mengunjungi Umar bin Khattab untuk mengadu mengenai perangai isterinya. Dia berdiri di luar pintu menunggu Umar keluar.

Tiba-tiba dia terdengar isteri Umar sedang meleterinya, sedangkan Umar diam tidak menjawab walau sepatah pun.

Lelaki itu beredar sambil berkata kepada dirinya sendiri: "Kalau beginilah keadaan Umar, seorang Amirulmukminin yang selalu keras dan tegas, maka bagaimana dengan aku?"

Selepas itu Umar keluar dari rumahnya dan melihat lelaki tadi beredar. Umar memanggilnya dan bertanya tujuan kedatangannya.

Lelaki itu berkata: "Wahai Amirulmukminin, aku datang untuk mengadu mengenai perangai isteriku yang buruk dan suka berleter kepadaku.

Tadi aku mendengar isteri anda pun begitu juga. Lalu aku berkata kepada diriku: Kalau begini keadaan Amirulmukminin dengan isterinya, maka bagaimana dengan aku?"

Umar berkata kepadanya: "Wahai saudaraku, sesungguhnya aku bersabar mendengar leterannya kerana dia mempunyai hak ke atas aku.

"Sesungguhnya dia memasak makanan aku, mengadun roti untuk aku, membasuh pakaian aku dan menyusui anakku, padahal semua itu tidak diwajibkan ke atasnya.

"Dia juga menenangkan hatiku daripada melakukan perbuatan yang haram (zina). Sebab itulah aku bersabar dengan kerenahnya."

Lelaki itu menjawab: "Wahai Amirulmukminin, demikian jugalah isteriku."

Umar pun berkata kepadanya: "Maka bersabarlah wahai saudaraku. Sesungguhnya kerenanya itu tidak lama, hanya seketika saja."

Semoga Kita dapat Mengambil Hikmah dan Tauladan dari Kisah ini

Wallahu A'lam Bishawab
Alhamdulillahirabbil'alamin
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh 


 https://www.facebook.com/groups/bijaks/

Rabu, 27 April 2016

" MANUSIA BERTANYA PADA AL-QURAN "

Assalaamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim


Manusia bertanya : Bolehkah aku frustrasi ?
AL-QUR'AN menjawab :
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman .
( Ali Imran : 139 )

Manusia bertanya : Kenapa aku diberi ujian seberat ini ?
AL-QUR'AN menjawab :
ALLAH tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.             
( Al-Baqarah : 286 )

Manusia bertanya : Kenapa aku tidak diuji saja dengan hal-hal yang baik ?
AL-QUR'AN menjawab :
Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, ALLAH mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui .     
( Al-Baqarah : 216 )

Manusia bertanya : Kenapa aku diuji ?
AL-QUR'AN menjawab :
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : " kami telah beriman ", sedang mereka tidak diuji lagi ?
( Al-Ankabuut : 2 )
Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya ALLAH mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta .
( Al-Ankabuut : 3 )

Manusia bertanya : Bolehkah aku berputus asa ?
AL-QUR'AN menjawab :
Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah, sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang Kafir .
( Yusuf : 87 )

Manusia bertanya : Bagaimana cara menghadapi ujian hidup ini ?
AL-QUR'AN menjawab :
Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada ALLAH supaya kamu beruntung .         
( Ali Imraan : 200 )

Manusia bertanya : Bagaimana menguatkan hatiku ?
AL-QUR'AN menjawab :
Cukuplah ALLAH bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia, hanya kepada-Nya aku bertawakal .  
( At-Taubah : 129 )

Manusia bertanya : Apa yang kudapat dari semua ujian ini ?
AL-QUR'AN menjawab :
Sesungguhnya ALLAH telah membeli dari orang-orang mu'min, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka .
( At-Taubah : 111 )

Maha Benar Allah atas segala firman-Nya

Wallahu A'lam Bishawab
Alhamdulillahirabbil'alamin
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh  


https://www.facebook.com/groups/bijaks/

Selasa, 26 April 2016

Wahai Suami, Dengarlah Cerita Isterimu!

Assalaamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim


Umumnya kita segera pulang ke rumah usai kesibukan kerja di kantor yang sangat menguras tenaga. Ada juga dikalangan kita yang pulang ke rumah hanya sekedar ganti baju, lalu kembali ke lapangan olah raga, berkumpul dengan teman geng,  atau teman-teman perkumpulan.
Tak kurang sebagaian dari kita yang pulang dan menyegerakan mandi dan menuju halaman untuk mengurus tanaman atau hewan piaraan kesayangan.
Saat kita pulang,  hanya anak-anak terlihat menyambut di pintu. Sementara isteri yang “full time house wife” itu masih melanjutkan kesibukannya yang sangat padat sejak pagi; melipat baju, menyetrika, membersihkan halaman ataumengepel lantai.

Tak nampak ada drama seperti layaknya di sinetron, bagaimana istri menyambut dan menyediakan minuman untuk suaminya, sambil suami merebahkan badan di sofa empuk “italian set” nya.
Bagi isteri yang juga wanita karir, berharap pulang secepatnya. Sepanjang perjalanan berharap agar badan segera berada di depan pintu. Namun ketika tiba di rumah, masing-masing ternyata masih juga dengan urusannya sendiri.  Alangkah ruginya kita menpunyai pasangan yang halal tetapi hubungan kita seperti “bukan muhrim“, seolah bukan suami-istri.

Sudah lebih delapan jam lamanya kita meninggalkan rumah dan sibuk berjibaku dengan urusan kantor, masih pula ditambah dengan hubungan yang hambar di rumah. Tentu tak ada yang kita nikmati keindahan berkeluarga. Sebagaimana kata-kata hikmah yang mengatakan,  “Rumahku Syurgaku“.

Mengapa bisa terjadi demikian? Mari kita lihat bersama. Saat masih baru menikah, istri kita selalu menyambut tepat di depan pintu dengan senyum manisnya dan memimpin kita ke kursi bahkan ke bilik tidur. Saat-saat itu, tak lupa ia bercerita banyak hal tentang peristiwa-peristiwa yang dialami sepanjang hari.

Macam-macam ceritanya. Kadang tak terlalu penting untuk kita dengar.  Tetapi, saat itu kita dengan rela menyediakan waktu secara seksama mendengarkannya.  Bahkan dengan penuh perasaan. Tetapi, kebiasaan seperti itu terjadi ketika masih menikmati awal keindahan pernikahan. Tetapi seiring waktu berlalu, semuanya itu hanya tinggal kenangan.
Wahai suami-suami yang dimuliakan,

Memang kita lebih sibuk dari dia. Boleh jadi kita lebih banyak memikirkan masalah. Bahkan mungkin jauh lebih berat dari dia. Entah urusan masyarakat, politik sampai negara. Memang rasanya malas mendengar ceritanya, apalagi jika itu hanya urusan-urusan kecil.Tetapi, pernahkah kita pikirkan hasilnya jika kita mendengar barang sekejab saja saat kita sampai di rumah?

Bahkan ketika di masa awal pernikahan dulu,  di saat kita terbiasa menjadi pendengar yang baik, meluangkan waktu sekedar lima menit untuk mendengar ceritanya, rasanya ada energi yang ia peroleh. Bahkan mengangguk-angguk dan berpura-pura setuju atas semua ceritanya  membuat suasana seperti lain. Dia seolah merasakan satu-satunya orang yang beruntung dan paling bergembira hari itu.

Suasana ini otomatis akan berbalas dengan perasaan nyaman baginya. Tentusaja berakibat pada pelayanan dan belaian kasih mesra. Kusut-masai selama separoh harinya yang ia gunakan untuk membersihkan lantai, merapikan rumah dan memasak menu kegemaran kita, akan terurai hanya sekejab atas kesanggupan kita mendengarnya senua cerita ‘tidak pentingnya’ itu.

Tak butuh waktu lama wahai para suami, hanya lima menit saja yang perlu kita luangkan untuknya, tetapi dampaknya 24 jam untuk hari berikutnya. Begitulah seharusnya kita jaga harmonisasi ini.

Niatkan di hati kita untuk mendengar ceritanya saat di rumah. Jika kurang begitu penting, hindarilah singgah untuk membuang waktu yang sesungguhnya milik keluarga. Apalagi nongrong di cafe, makan dan minum dengan rekan kantor atau teman yang hanya akan menyebabkan perasaan isteri kita terluka.

Ingatlah, ia telah berusaha semaksimal mungkin menarik hatimu, namun ketika engkau sampai di rumah semuanya seolah kita tak perlu pelayannya. Apalagi ketika pulang, dirimu sudah dalam keadaan kenyang dan dia hanya melewatkan masa-masa indah makan bersama itu sendirian.

Tak ada salahnya bertanya hal-hal remeh padanya, “Ada berita baik apakah hari ini?” dan dengarkan apa yang ingin ia keluhkan. Yakinlah, sebulan saja kita amalkan, istri mu akan kembali bangkit energinya.

Tak lama, istri dan anakmu telah siap menyambut di depan pintu dengan senyumannya yang menggoda. Tentu saja yang beruntung bukan orang lain, tapi dirimu juga.

Wallahu A'lam Bishawab
Alhamdulillahirabbil'alamin
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh  




 https://www.facebook.com/groups/bijaks/

Senin, 25 April 2016

" Para ISTRI Luangkan Waktu Sejenak Membaca Tulisan ini "

Assalaamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim


Saat kau sudah menjadi istri, sesekali pandang wajah suamimu ketika ia terlelap. 
itulah orang yang ada hubungan darah dengan mu namun tetap terus berusaha mencintaimu.

Sesekali saat suami pulang bekerja atau dari tempat usahanya, pandang wajahnya, cium tangannya. 
Itulah tangan yang bekerja keras mencari rizki untuk menafkahi dirimu dan anak-anakmu. 
Padahal, sebelum akad nikah ia tak punya hutang budi terhadapmu. 
Bahkan ia mempunyai hutang budi terhadap Ibu bapaknya. 
Ia memilihmu sebelum ia sempat membalas seluruh hutang budi kedua orang tuanya.

Sesekali saat kau berdua dengannya, lihatlah suamimu, pandanglah wajahnya dengan penuh sayang. 
Itulah pribadi yang boleh jadi selalu menutupi masalah-masalahnya diluar rumah, agar kau tak turut sedih karenanya.

Ia berusaha menyelesaikan masalahnya sendiri agar kau tidak ikut terbebani. 
Sementara kau sering mengadukan masalahmu kepadanya, berharap ia mau mengerti dan memberi solusi. Padahal bisa jadi saat itu masalahnya lebih besar daripada masalahmu. Namun kau tetap yang diutamakannya.

Wallahu A'lam Bishawab
Alhamdulillahirabbil'alamin
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh 


Tausyah Ustad Yusuf Mansur


https://www.facebook.com/groups/bijaks/

Sabtu, 23 April 2016

" GUBERNUR DAN WANITA JELATA "

Assalaamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim
 
Seorang Gubernur pada zaman Khalifah Al-Mahdi, pada suatu hari mengumpulkan sejumlah tetangganya dan menyebarkan uang dinar dihadapan mereka. Semuanya saling berebutan memunguti uang itu dengan suka cita. Kecuali seorang wanita kumal, berkulit hitam dan berwajah jelek. Ia terlihat diam saja tidak bergerak, sambil memandangi para tetangganya yang sebenarnya lebih kaya dari dirinya, tetapi berbuat seolah-olah mereka orang-orang yang kekurangan harta.

Dengan keheranan sang Gubernur bertanya, "Mengapa engkau tidak ikut memunguti uang dinar itu seperti tetangga engkau?" Janda bermuka buruk itu menjawab, "Sebab yang mereka cari uang dinar sebagai bekal dunia. Sedangkan yang saya perlukan bukan dinar melainkan bekal akhirat." "Maksud engkau?" tanya sang Gubernur mulai tertarik akan kepribadian perempuan itu. "Maksud saya, uang dunia sudah cukup. Yang masih saya perlukan adalah bekal akhirat, iaitu sholat, puasa dan zikir. Sebab perjalanan di dunia amat pendek dibanding dengan pengembaraan di akhirat yang panjang dan kekal."

Dengan jawaban seperti itu, sang Gubernur merasa telah disindir tajam. Ia insaf, dirinya selama ini hanya sibuk mengumpulkan harta benda dan melalaikan kewajiban agamanya. Padahal kekayaannya melimpah ruah, tak kan habis dimakan keluarganya sampai tujuh keturunan. Sedangkan umurnya sudah di atas setengah abad, dan Malaikat Izrail sudah mengintainya.

Akhirnya sang Gubernur jatuh cinta kepada perempuan lusuh yang berparas hanya lebih bagus sedikit dari monyet itu. Kabar itu tersebar ke segenap pelosok negeri. Orang-orang besar tak habis fikir, bagaimana seorang gubernur dapat menaruh hati kepada perempuan jelata bertampang jelek itu.

Maka pada suatu kesempatan, diundanglah mereka oleh Gubernur dalam sebuah pesta mewah. Juga para tetangga, termasuk wanita yang membuat heboh tadi. Kepada mereka diberikan gelas crystal yang bertahtakan permata, berisi cairan anggur segar. Gubernur lantas memerintah agar mereka membanting gelas masing-masing. Semuanya terbengong dan tidak ada yang mahu menuruti perintah itu. Namun, tiba-tiba terdengar bunyi berdenting, pertanda ada orang gila yang melaksanakan perintah itu. Itulah si perempuan berwajah buruk. Di kakinya pecahan gelas berhamburan sampai semua orang tampak terkejut dan keheranan.

Gubernur lalu bertanya, "Mengapa kau banting gelas itu?" Tanpa takut wanita itu menjawab, "Ada beberapa sebab. 
Pertama, dengan memecahkan gelas ini berarti berkurang kekayaan Tuan. Tetapi, menurut saya hal itu lebih baik daripada wibawa Tuan berkurang lantaran perintah Tuan tidak dipatuhi." Gubernur terkesima. Para tamunya juga kagum atas jawaban yang masuk akal itu."Sebab lainnya?" tanya Gubernur. Wanita itu menjawab, 
"Kedua, saya hanya menaati perintah Allah. Sebab di dalam Al-Quran, Allah memerintahkan agar kita mematuhi Allah, Utusan-Nya, dan para penguasa. Sedangkan Tuan adalah penguasa, atau ulil amri, maka dengan segala resikonya saya laksanakan perintah Tuan." Gubernur kian takjub. Demikian pula para tamunya. "Masih ada sebab lain?"
Perempuan itu mengangguk dan berkata, 
"Ketiga, dengan saya memecahkan gelas itu, orang-orang akan menganggap saya gila. Namun, hal itu lebih baik buat saya. Biarlah saya dicap gila daripada tidak melakukan perintah Gubernurnya, yang berarti saya sudah berbuat durhaka. Tuduhan saya gila, akan saya terima dengan lapang dada daripada saya dituduh durhaka kepada penguasa saya. Itu lebih berat buat saya."

Maka kemudian Gubernur yang ditinggal oleh kematian isterinya itu melamar lalu menikahi perempuan bertampang jelek dan hitam legam itu, semua yang mendengar bahkan berbalik sangat gembira karena Gubernur memperoleh jodoh seorang wanita yang tidak saja taat kepada suami, tetapi juga taat kepada gubernurnya, kepada Nabinya, dan kepada Tuhannya.
 
Wallahu A'lam Bishawab
Alhamdulillahirabbil'alamin
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
 
 
 
 https://www.facebook.com/groups/bijaks/