Jumat, 20 Desember 2013

" MENYAYANGI IBU "

Assalaamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim

Seorang ibu sejati adalah seorang yang dimuliakan oleh Allah swt. Peran menjadi seorang ibu sejati begitu berat dan melelahkan, namun semua itu tidak dirasakannya karena cintanya yang tulus kepada anaknya. Sejak mulai mengandung, ibu sejati harus bersusah payah saat beraktivitas, sampai proses melahirkan yang orang jawa bilang "Toh Nyowo", kemudian saat si anak lahir di dunia ibu sejati rela merawarangtnya hingga tumbuh besar tanpa mengharap imbalan dan cinta tulus kepada anaknya tidak pernah pudar sampai dia meninggal. Maka sungguh pantaslah jika seorang ibu dimuliakan oleh Allah. 

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (untuk berbakti kepada) kedua orangtuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah dan menyapihnya dalam dua tahun maka bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orangtuamu dan hanya kepada-Kulah kembalimu.“ 
(Luqman: 14) 



Seperti apa kemuliaan seorang ibu dapat digambarkan dalam hadits-hadits berikut :


عَنْ مُعَاوِيَةَ بْنِ جَاهِمَةَ السَّلَمِيِّ أَنَّ جَاهِمَةَ جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَدْتُ أَنْ أَغْزُوَ، وَقَدْ جِئْتُ أَسْتَشِيْرُكَ. فَقَالَ: هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: فَالْزَمْهَا، فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلَيْهَا 



Dari Mu’wiyah bin Jahimah as-Salami bahwasanya Jahimah pernah datang menemui Nabi shallallahu alaihi wasallam lalu berkata: Wahai Rasulullah, aku ingin pergi jihad, dan sungguh aku datang kepadamu untuk meminta pendapatmu. Beliau berkata: “Apakah engkau masih mempunyai ibu?” Ia menjawab: Ya, masih. Beliau bersabda: “Hendaklah engkau tetap berbakti kepadanya, karena sesungguhnya surga itu di bawah kedua kakinya.” 


Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda ketika ditanya oleh seorang sahabatnya: 

يا رسول الله من أحق الناس بحسن صحابتي؟. قال: أمك. قال: ثم من؟. قال أمك. قال: ثم من؟. قال: أمك. قال: ثم من؟. قال: أبوك 


Abu Hurairah radhiallahu 'anh berkata: 

Seorang lelaki datang menemui Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan bertanya: 

“Siapakah manusia yang paling berhak untuk aku layani dengan sebaik-baiknya?” 

Baginda menjawab: “Ibu kamu.” 

Dia bertanya lagi: “Kemudian siapa?” 

Baginda menjawab: “Ibu kamu.” 

Dia bertanya lagi: “Kemudian siapa?” 

Baginda menjawab: “Ibu kamu.” 

Dia bertanya lagi: “Kemudian siapa?” 

Baginda menjawab: “Ayah kamu.” 
(Dikeluarkan oleh al-Bukhari dalam Shahihnya – hadis no: 5971 
(Kitab al-Adab, Bab siapakah manusia yang paling berhak untuk dilayan dengan baik). 


Aisyah Radhiyallahu'anha berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah, siapakah yang lebih besar haknya terhadap wanita?” Jawab Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam“Suaminya.” ” Siapa pula berhak terhadap lelaki?” Jawab Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam, “Ibunya.” 

إِنَّ اللهَ حَرَّمَ عَلَيْكُمْ عُقُوْقَ الأُمَّهَاتِ… 



“Sesungguhnya Allah mengharamkan bagi kalian berbuat durhaka kepada para ibu ….” 

(HR. Al-Bukhari no. 5975 dan Muslim no. 4457) 

Wallahu A'lam Bishawab
Alhamdulillahirabbil'alamin
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh


https://www.facebook.com/groups/bijaks/

Senin, 09 Desember 2013

" TERNYATA MALAIKAT MAUT MEMANTAU KITA 70 SEHARI "

Assalaamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh 
Bismillahirrahmanirrahim


Alangkah baiknya kita istighfar dulu...
“Astagfirulloh Al'adzim...”

Memang tidak ada yang pernah tahu kapan seseorang akan menghadapi kematian, itulah sebabnya banyak orang tidak mempersiapkan diri menghadapi kedatangannya.

Maut dan kematian, Allah berfirman yang bermaksud:
“Setiap yang hidup akan merasai mati, dan Kami menguji kamu dengan kesusahan dan kesenangan. Sebagai cobaan; dankepada Kamilah kamu akan kembali” 
(QS Al-Anbiya :35).

Tahukah kita bahwa malaikat maut sentiasa memperhatikan serta melihat wajah kita sebanyak70 kali dalam sehari ?

Seandainya manusia bisa melihat dengan kasat mata seperti apa tingkah laku malaikat pengintai itu, niscaya kaki mereka akan lemas jika mengetahuinya.

Oleh karena malaikat maut adalah makhluk ghaib, manusia tidak dapat melihat kehadirannya, itu sebabnya manusia tidak menyadari apa yang dilakukan malaikat Izrail di sekelilingnya.

Hadis Rasul Salallahu 'Alaihi Wassalam yang di riwayatkan oleh Abdullah bin Abbas r.a bahwa Rasulullah Salallahu 'Alaihi Wassalam bersabda; 
  “Bahwa malaikat maut memperhatikan wajah manusia di muka bumi ini 70 kali dalam sehari. Ketika Izrail datang merenungi wajah seseorang, di dapati orang itu sedang bergelak-ketawa”
Maka berkata Izrail;
“Alangkah herannya aku melihat orang ini, padahal aku diutus oleh Allah untuk mencabut nyawanya kapan saja, tetapi dia masih terlihat bodoh dan bergelak ketawa”

Jika takdirnya hingga esok hari terakhir Allah pinjamkan nyawa untuk bernafas di muka bumi ini, apakah kita sudah cukup bekal menghadapi dua fase berikutnya yaitu ALAM BARZAH dan ALAM AKHIRAT ? 

Wallahu'alam bissawab
Alhamdulillahirabbil'alamin
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh 


ttps://www.facebook.com/groups/bijaks

Minggu, 08 Desember 2013

Yang terjadi saat berbohong

Kita sering diajarkan bahwa berbohong itu tidaklah baik karena akan merugikan diri dan sekitar Anda. Tapi benarkah itu? Lalu apa yang sebenarnya terjadi ke tubuh dan otak Anda pada saat Anda melakukan kebohongan? Berikut ini bagaimana berkata jujur dan bohong mempengaruhi otak dan kehidupan sehari-hari Anda.

Sekilas mengenai Kebohongan

Bohong atau berbohong adalah suatu pernyataan palsu yang diberikan secara sengaja ke pihak lain dimana kemungkinan besar orang ini telah mengetahui pernyataan aslinya (kejujurannya).

Dalam dunia ini banyak sekali jenis kebohongan dimulai dari pemalsuan, setengah berbohong, penipuan, menggertak, bohong jujur (memberikan pernyataan salah yang orangnya sendiri saja mempercaya pernyataan tersebut sebagai sesuatu yang benar), dan bohong putih (white lie) dimana merupakan kebohongan untuk kebaikan orang lain.

Apa yang sebenarnya terjadi pada saat Anda berbohong?
Seperti yang telah dikatakan sebelumnya, kita sering sekali diajarkan dan melihat di berbagai media bahwa berbohong bukanlah hal yang baik seperti dapat merugikan kita dan orang lain. Tapi apa yang sebenarnya terjadi secara nyata ke tubuh kita pada saat kita berbohong?



1. Membebankan ke Otak atau Pikiran Anda

Baik Anda percaya atau tidak, Berbohong membutuhkan upaya yang besar dan ketelitian tertentu. Pada saat Anda berbohong, tentu Anda harus mengingat kebohongan apa yang Anda lakukan. Tidak hanya itu saja, Anda akan mulai melakukan berbagai upaya untuk menutupi kebohongan itu.

Dimulai dari Anda harus memikirkan hal-hal apa yang harus disembunyikan agar kebohongan Anda tidak diketahui, pernyataan asli seperti apa yang dapat menutupi kebohongan itu, bertindak seolah-olah kebohongan itu nyata, dan harus mengingatnya terus menerus agar Anda tidak disebut pembohong. Ini tentu akan membutuhkan upaya dari pemikiran dan ketelitian Anda. Padahal tidak perlu melakukan ini semua jika Anda berkata jujur.

2. Menyebabkan Stres.

Sama seperti kebanyakan hal negatif lainnya, kebohongan juga dapat menyebabkan stres dan rasa tidak nyaman. Sebagai bukti nyata, Anda dapat melihat polygraph machine (lebih kita kenal sebagai "lie detector"). Walaupun alat ini disebut sebagai alat untuk mengetahui atau mendeteksi kebohongan, pada kenyataannya yang mereka deteksi bukan kebohongan itu sendiri melainkan stres yang terjadi pada saat kita mengatakan sesuatu.

3. Dapat Mengancam Tubuh Anda.

Seperti yang telah diketahui secara umum, stres dapat mengancam dan merusak tubuh Anda. Dimulai dari depresi, obesitas, kondisi kulit, ketahanan tubuh menurun, masalah tidur, masalah pencernaan hingga penyakit jantung.

Mungkin pada saat Anda berbohong, Anda tidak akan langsung mengalami hal ini. Tetapi dengan menumpuk kebohongan secara terus menerus itu berarti Anda juga menumpuk beban stres secara terus menerus ke tubuh Anda dan akan memberikan efek nyata dari stres pada akhirnya. Selain itu seperti yang telah dijelaskan Anda akan membutuhkan upaya besar dari otak Anda untuk berbohong dan ini akan mendorong otak dan pikiran Anda sampai batas tertentu.

Ini semua belum termasuk efek negatif dari jika kebohongan Anda terungkap. Jadi apakah kita sama sekali tidak boleh berbohong? Bagaimana dengan kebohongan "putih" atau white lie?

4. Efek Samping dari Berkata Jujur

Seperti yang dapat Anda bayangkan, berkata bohong dapat memberikan efek negatif maka tentu berkata jujur akan memberikan efek positif. Sebagai bukti nyata, sebuah penelitian menemukan bahwa orang-orang yang berkata jujur memiliki gaya hidup yang lebih sehat dan mereka terbukti lebih bahagia dibandingkan mereka yang berkata bohong.

Selain itu kejujuran juga tidak membebankan pikiran Anda, memberikan Anda rasa kebebasan, menjada kredibilitas, membangun karakter, menjauhkan masalah serta merupakan pilihan yang paling gampang.
Quote:Bagaimana dengan Kebohongan "PUTIH"?

Bayangkan, pada saat Anda selesai makan di restoran yang penuh dengan orang, seorang pelayan datang menghampiri Anda untuk memberikan bon ke Anda, dan bertanya: "Bagaimana makanannya?" Sebagaimana tidak enak-pun makanan tersebut, kemungkinan besar agar Anda tidak terkesan kasar, Anda akan mengatakan "enak" atau paling buruknya adalah "biasa saja". Contoh sederhana seperti ini adalah kebohongan "putih" atau white lie.

Walaupun kejadian sederhana seperti ini tidak membutuhkan pemikiran mendalam, tapi ketahuilah bagaimana-pun bentuk kebohongan yang Anda katakan akan memiliki efek negatifnya sendiri hanya dalam taraf yang lebih ringan. Sebuah penelitian menunjukkan orang yang berbohong putih di kejadian seperti ini akan memberikan tips lebih besar daripada mereka yang berkata jujur. Jadi kebohongan kecil dapat saja merugikan Anda dalam hal yang lain seperti hal finansial.

5. Apakah Kita tidak boleh Berbohong Sama Sekali?

Kehidupan itu tidak adil. Berbohong dapat menyebabkan stres dan efek negatif lainnya, tetapi selalu jujur juga mungkin saja bukanlah sesuatu yang terbaik. Jika Anda berada dalam sebuah kondisi yang benar-benar mengancam Anda dengan berkata jujur, apakah Anda tetap harus tidak berbohong? Melalui berbagai pertimbangan tentukanlah saat terbaik dimana Anda harus benar-benar berbohong.

Setiap harinya kita terus mengambil keputusan yang sulit, dan berbohong mungkin adalah salah satu alternatifnya. Tapi yang perlu Anda ketahui adalah kejujuran dapat memberikan keuntungan lebih dalam hal mental dan fisik daripada berbohong, oleh karena itu jika bisa, katakanlah kejujuran. Semakin banyak Anda berkata jujur maka akan semakin bahagia pikiran dan tubuh Anda.

Sabtu, 07 Desember 2013

Museum Terpenting Islam, Ada Jubah Nabi Muhammad SAW

Banyak tempat di dunia untuk melihat langsung kejayaan Islam. Topkapi Museum di Istanbul, Turki, punya salah satu buktinya. Jubah dan pedang Nabi Muhammad SAW disimpan apik di dalam sini.

 

Istanbul - Banyak tempat di dunia untuk melihat langsung kejayaan Islam. Topkapi Museum di Istanbul, Turki, punya salah satu buktinya. Jubah dan pedang Nabi Muhammad SAW disimpan apik di dalam sini.

Istana Topkapi berdiri megah di kawasan Kota Tua Istanbul, Turki. Berdiri di gerbangnya, tampak Selat Bosphorus dan Laut Marmara membentang luas. Benteng sepanjang 4 km mengelilingi istana, menambah kesan megah bahkan dari depannya.

Topkapi, dibangun tahun 1470, adalah istana terbesar di Istanbul. Istana ini dibangun pada masa Sultan Mehmet, salah satu pemimpin Dinasti Usmaniyah, dengan luas 700.000 meter persegi. Pada 1924, istana ini diubah fungsi menjadi museum atas permintaan tokoh kenamaan Turki yakni Mustafa Kemal Ataturk.

Ada beberapa gerbang masuk menuju Istana Topkapi. Imperial Gate misalnya, punya air mancur cantik lengkap dengan ornamen ala Turki. Gate of Salutation adalah gerbang utamanya.

Seluruh bagian Istana Topkapi bisa dimasuki wisatawan, kecuali The Harem. Ini adalah tempat yang dulu jadi tempat tinggal keluarga kerajaan. Ada 400 kamar yang tersebar mengelilingi taman.

Tapi selain itu, turis bebas masuk ke istana luas dan megah ini. Ada sebuah ruangan yang khusus menyimpan senjata, yang dulu pernah digunakan oleh para Sultan dan prajuritnya. Ada juga ribuan kostum Sultan buatan tangan peninggalan abad ke-15.

Salah satu ruangan menyimpan harta karun berupa perhiasan. Beragam batu mulia, emas, dan perhiasan dari Timur Tengah, India, dan Eropa dipajang di ruangan ini. Namun harta karun tak ternilai yang sangat penting bagi umat Islam berada di ruangan lainnya.

Di salah satu ruangan berkubah, terdapat pedang dan jubah Nabi Muhammad SAW. Jubah tersebut disimpan apik dalam kotak emas. Tak hanya itu, wisatawan juga bisa melihat potongan jenggot Nabi Muhammad SAW, jejak kakinya, dan sebuah surat kuno.

Di ruangan yang sama, traveler juga bisa melihat salah satu manuskrip Al-Qur'an tertua di dunia. Semuanya tersimpan baik dan masih terjaga keutuhannya sampai sekarang

Jubah Nabi Muhammad SAW


Istana Topkapi


Salah satu bagian Istana Topkapi

Ketika Wudhu,Kenapa Harus Menghirup Air.?


Bismillaahirrahmaanirrahiim

Dalam wudhu disunatkan menghirup air dari hidung dan dikeluarkan lewat mulut,Cara ini adalah penangkal efektif ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut), TBC, dan kanker secara dini

 Pintu masuk kotoran ke dalam tubuh, salah satunya adalah melalui lubang hidung. Berbagai kotoran dan debu yang beterbangan dan tak terlihat oleh mata, dapat terhirup masuk ke dalam hidung. Apalagi dengan polusi udara yang disebabkan oleh asap kendaraan bermotor. Hal itu dapat menyebabkan kesehatan terganggu. Karena itu, sebaiknya kita senantiasa menjaga kebersihan hidung dengan cara membersihkannya menggunakan air, yaitu memasukkannya (menghirup) ke dalam hidung kemudian dikeluarkan kembali.

Dalam wudhu disunatkan menghirup air dari hidung dan dikeluarkan lewat mulut. Cara ini adalah penangkal efektif ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut), TBC, dan kanker secara dini.

Dalam penelitian yang dilakukan Muhammad Salim, tentang manfaat kesehatan wudhu, dijelaskan, bahwa berwudhu dengan cara yang baik dan benar, maka tubuh seseorang akan terhindar dari segala penyakit. “Sesungguhnya cara berwudhu yang baik adalah dimulai dengan membasuh tangan lalu berkumur-kumur, kemudian mengambil air dan menghirupnya ke dalam hidung lalu mengeluarkannya. Langkah ini dilakukan sebanyak tiga kali dan seterusnya.”

Dan berdasarkan analisisnya, orang-orang yang tidak berwudhu, maka warna hidung mereka memudar dan berminyak, terdapat banyak kotoran dan debu. Ditambahkanya, rongga hidung mereka itu memiliki permukaan yang lengket dan berwarna gelap. Adapun orang-orang yang teratur dalam berwudhu, jelas Salim, permukaan rongga hidungnya tampak cemerlang, bersih, dan tidak berdebu.

Selain itu, kata dia, jumlah kuman tampak lebih banyak terdapat pada rongga hidung orang yang tidak berwudhu, dan itu menjadi tempat pertumbuhan kuman penyakit. Kondisi tersebut, akan mempercepat pertumbuhan dan penularan kuman penyakit lainnya.

Sementara itu, orang-orang yang senantiasa mengerjakan wudhu, maka hidung mereka tampak bersih dari kuman. Bahkan, lanjut Salim, tempat pertumbuhan kuman relatif tidak ada.

Penelitian Muhammad Salim ini juga menjelaskan, bahwa orang yang berwudhu dengan memasukkan air ke dalam rongga hidungnya, kendati hanya sekali, maka hal itu dapat membersihkan hidung dari separoh penyakit.

Selanjutnya, bila memasukkan air ke dalam rongga hidung sebanyak dua kali, maka dapat menambah sepertiga kebersihan. Kemudian, jika memasukkan air sebanyak tiga kali, maka hidung benar-benar bersih dari kuman.

Dari hal yang tampaknya kecil dan bahkan disepelekan, ternyata wudhu mengandung hikmah yang sangat besar manfaatnya bagi kesehatan seseorang. Rasul SAW bersabda: “Sempurnakan wudhu, lakukan istinsyaq, yaitu memasukkan air ke dalam lubang hidung, kecuali jika kamu berpuasa.”

Secara ilmiah telah dibuktikan, besarnya manfaat yang bisa dipetik dari wudhu, terutama dalam hal membersihkan lubang hidung. Logikanya, apabila sekali berwudhu dan melakukan istinsyaq, maka hal itu dapat menjaga kebersihan hidung hingga 3-5 jam. Dan bila kotor lagi, maka dapat dibersihkan dengan wudhu berikutnya

Lebih tegas lagi, Muhammad Salim menjelaskan, orang yang rajin berwudhu dengan melakukan istinsyaq dan istintsar (mengeluarkan air dari hidung),kemudian melanjutkannya dengan mendirikan shalat, maka hal itu dapat menghilangkan 11 kuman penyakit membahayakan yang ada di dalam lubang hidung, terutama dalam hal gangguan pernafasan, radang paru-paru, panas rumatik, penyakit rongga hidung, dan lain-lain. Sebaliknya, orang yang tidak berwudhu, akan lebih mudah terkena penyakit gangguan pernafasan.

Prof Hembing menambahkan, hidung merupakan reseptor penciuman (sel-sel olfaktoris) yang lebih peka daripada reseptor pengecap (lidah) . Disebutkan, hidung mampu membedakan lebih dari 10 ribu macam bau-bauan.

Saluran nafas atau indera penciuman terdapat di hidung pada lapisan selaput lendir. Indera ini dapat menerima rangsangan berupa bau atau oflaksi oleh sel pembau. Sel pembau mempunyai ujung-ujung berupa rambut halus, yang dihubungkan dengan urat syaraf melalui tulang saringan dan bersatu menjadi urat syaraf elfektori menuju pusat pencium bau di otak. Indera ini dapat membantu indera pengecap (lidah) menaikkan selera makan.

Dan bila seseorang terkena influenza (pilek dan flu), maka indera penciuman akan mengalami gangguan dan akan kurang mampu dalam menerima rangsangan bau. Selain itu, akan berkurang pula selera makannya. Hembing menambahkan, hidung bisa menjadi alat penyaringan. Di dalam rongga hidung terdapat rambut-rambut yang berfungsi menyaring debu-debu yang akan masuk ke dalam hidung bersama dengan udara. Adanya indera pembau dalam rongga hidung dapat menyebabkan gas yang tidak enak baunya dan tidak berguna bagi tubuh akan dapat dihindari.

Selain itu, tambahnya, hidung juga berfungsi sebagai alat penghangatan. Adanya konka yang permukaannya banyak mempunyai kapiler darah yang menyebabkan udara masuk lewat rongga hidung akan dihangatkan.

Ia menambahkan, banyak manfaat yang dapat dipetik dari ber-istinsyaq danistintsar ini. Setiap kali orang membersihkan dan membasuh hidung, maka kuman penyakit seperti sinusitis, influenza (pilek dan flu), bronchitis, dan lainnya akan hilang. Dan faedah yang bisa diambil dari membasuh hidung ini memiliki makna ganda, yakni untuk kesehatan fisik dan kesehatan jiwa. 


Jumat, 06 Desember 2013

5 Langkah Membina Keluarga Bahagia Bertabur Cinta


سْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم

Sebesar perhatiannya terhadap keberlangsungan hidup sebuah bangsa, sebesar itu pulalah perhatian Islam kepada keluarga. Karena tidak akan mungkin sebuah bangsa mampu berdiri tegak dalam kekokohan tanpa didasari oleh keluarga-keluarga yang juga kokoh dan berdaya tahan.


 Keluarga merupakan unit terkecil yang menyusun bangunan sebuah negara. Ibarat sebuah cermin, keluarga dapat menjadi miniatur untuk melihat baik-buruk, kokoh-rapuh, serta maju-mundurnya setiap negara di mana unit-unit keluarga itu berada. Keluarga juga merupakan titik tolak, yang menjadi landasan pacu bagi setiap anggotanya untuk menjadi sebagai apa yang dicita-citakan. Sudah menjadi rahasia umum, bahwa orang-orang besar dan berpengaruh lahir dari rahim keluarga-keluarga harmonis.

Sementara orang-orang kerdil dan inferior, kebanyakan berasal dari keluarga sarat konflik, kering dari nilai ketuhanan dan kasih sayang. Setiap orang, pasti mendambakan anak, istri, suami yang berkepribadian mengagumkan. Mendapat kesuksesan dunia: fasilitas hidup nyaman, rumah yang luas, kendaraan yang bagus, harta yang banyak, status social yang tinggi, disenangi kawan, disegani lawan, dan lain-lain. Juga sukses akhirat: memperoleh ridha Allah, dibebaskan dari siksa neraka dan masuk ke dalam surga dengan sejahtera.

Namun, sangat disayangkan, banyak orang dengan dalih ingin meraih keberhasilan dan mengangkat derajat keluarga seseorang pergi ke tempat-tempat yang jauh dengan menelantarkan keluarganya. Mengerjakan aktivitas yang tak berkaitan dengan tujuan yang dicita-citakan, selain isapan jempol dan permainan angan. Mereka mungkin lupa bahwa sesungguhnya rahasia kesuksesan itu ada di tengah-tengah keluarga.

Untuk itu, setiap suami dan istri, semestinya memberikan perhatian yang tinggi terhadap keluarga; Menggali sebab-sebab yang mempengaruhi kemampuan keluarga menghadiahkan kesuksesan yang kepada semua anggotanya; mengasah ketajamannya; serta memupuk kesuburannya.

1. ORIENTASI

Tidak semua orang mempunyai orientasi yang sama dalam membangun keluarganya. Ada yang mendasarinya dengan orientasi duniawi: kesenangan, kekayaan, kekuasaan, keturunan dan kecantikan/ketampanan. Ada pula yang melandasi dengan orientasi ukhrawi. Yang pertama tidak akan mendapat bagian apa-apa di akhirat. Sementara yang kedua, akan merengkuh kebahagiaan dunia dan akhirat. Allah SWT menerangkan, “Barang siapa yang mengharapkan kehidupan dunia dan perhiasannya maka Kami akan penuhi keinginan mereka dengan membalas amal itu di dunia untuk mereka dan mereka di dunia tidak akan dirugikan. Mereka itulah orang-orang yang tidak meraih apa-apa ketika di akhirat melainkan siksa neraka dan lenyaplah semua amal yang mereka perbuat selama di dunia dan sia-sialah segala amal usaha mereka” (Qs. Hud 15-16)

Keluarga dengan orientasi ukhrawi adalah keluarga yang terdiri dari pribadi-pribadi yang tidak menautkan tujuan di dalam hatinya selain kepada surga dan ridha Allah. Dimulai sejak akan menikah; ketika memilih pasangan, pada saat melangsungkan pernikahan hingga setelah terbentuk sebuah rumah tangga; berperan sebagai suami, istri dan orang tua. Sehingga, segala bentuk pemikiran, kata maupun perbuatannya adalah wujud dari harapan yang besar akan perjumpaan dengan Allah. Kekhusyukan dalam hal ini menjadi teramat urgen. Karena hanya dengan hati yang khusyuk sajalah seseorang dapat menjaga keistiqamahan dalam berorientasi. Bahkan dalam kondisi-kondisi ketika dihantam musibah yang mengguncangkan jiwa sekali pun, orang yang khusyuk senantiasa tetap sadar bahwa orientasi hidupnya hanyalah Allah SWT. Firman Allah, “Yaitu, orang –orang yang apabila ditimpa musibah ia mengucapkan: ‘inna lillahi wa innaa ilaihi roojiuun...” (Qs. Al-Baqarah156).

Lalu, bagaimanakah jika kesadaran untuk menjadikan Allah sebagai orientasi dalam berkeluarga itu muncul setelah berkeluarga? Mulailah sekarang juga untuk memperbaikinya. Mengikhlaskan apa saja yang telah berlalu, dan berharap kepada Allah terhadap setiap hal yang diusahakan untuk keluarga anda.

2. CINTA

Allah telah mengabarkan kepada kita, bahwa cinta tertinggi setiap mukmin adalah kepada Allah, Rasul dan jihad di jalan-Nya. Setelah itu, baru cinta kepada orang tua, suami, istri, anak, saudara seiman dan lain-lain.Firman Allah, “Katakanlah, jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum kerabat, harta benda yang kalian miliki, dan perniagaan yang kalian khawatiri kerugiannya, itu lebih kalian cintai dari pada Allah, Rasul dan berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah hingga Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim” (Qs. At-Taubah 24).

Untuk menghadirkan cinta tertinggi di lubuk sanubari, setiap pasangan suami-istri harus berusaha menjaga perasaan cinta di dalam diri dan keluarganya. Mampu menjaga ikatan cinta di antara mereka dan tahu hal-hal yang dapat kian menumbuhsuburkan perasaan cinta di dalam hatinya. Karena kekuatan cinta suami istri turut berperan dalam mengokohkan cinta kepada Allah SWT. Seorang mantan aktris yang kini aktif di dunia parenting islami mengungkapkan apa yang menurutnya dapat menyuburkan cinta suami kepada istri dan sebaliknya, “Setiap suami akan merasakan cinta kepada istrinya kian menguat bukan karena kelihaian syahwat, melainkan karena kelapangan hati istri dalam menerima nafkah dan rezeki, kepandaian menjaga harga diri suami dengan pergaulan yang suci dan baik –terutama dalam pergaulan dengan lawan jenis– dan karena keterampilan serta kesabarannya dalam mendidik dan mengasuh buah hati mereka.” Sungguh, amat besar pahala yang dijanjikan kepada istri yang ikhlas dalam mengurus rumah tangga dan anak-anaknya.

Dalam sebuah riwayat Rasul SAW bersabda: “Siapa di antara kalian yang ikhlas tinggal di rumah untuk mengurus anak-anak dan melayani segala urusan suaminya, maka ia akan memperoleh pahala yang kadarnya sama dengan pahala para mujahidin yang berjuang di jalan Allah” (HR. Bukhari dan Muslim) “Sementara istri,” lanjutnya, “bertambah kuat cintanya kepada suami bukan karena jumlah uang belanja yang tak ada batasan atau pemberian hadiah permata, baju, sepatu, berlian, zamrud, dan emas tidak berputusan dan berkeliling dunia kapan saja bisa. Tidak! Banyak ratu-ratu menjalin cinta dengan lelaki biasa bukan karena pemberian dan jaminan raga, melainkan karena kelembutan hati dan ketertimangan diri.” Ibnul Qayyim Al-Jauziyah menyebutkan ada tiga faktor yang menyebabkan tumbuhnya cinta:1. Sifat/kelebihan yang dimiliki oleh seseorang sehingga ia kagum dan jatuh cinta padanya,2. Perhatian sang kekasih terhadap sifat-sifat tersebut, dan3. Pertautan antara seseorang yang sedang jatuh cinta dengan orang yang dicintainya. Di atas semua itu, keshalihan dan kedekatan dengan Sang Maha Dekat, akan membuat daya “magnet” seorang suami/istri bertambah kuat. Karena keshalihan dan kedekatan kepada sang Khaliq akan mengundang cinta-Nya. Dan manakala Allah telah mencintai kita, maka akan mencintai kita pula segenap makhluk dengan ijin-Nya.

Cinta seorang istri kepada suaminya, atau suami kepada istrinya, bukan lagi semata karena ikatan perkawinan. Namun, ada dan tidaknya hal-hal yang menjadi sebab datangnya cinta Allah sebagai alasan. Sehingga, kadar cinta suami/istri akan bertambah dan berkurang, seiring meningkat dan menurunnya kualitas ibadah dan keimanan pasangannya. Keduanya senantiasa menyadari, bahwa cinta yang tidak dibangun di atas pondasi mahabatullah, hanya akan menjerumuskan ke dasar jurang kelalaian dan kenistaan.

3. NAFKAH

Meski bukan segalanya, nafkah berupa materi tetap menjadi sesuatu yang tidak bisa diremehkan begitu saja. Dalam sebuah penelitian disertasi doktoral, Jan Andersen menemukan 70% responden mengakui bahwa keuangan merupakan penyebab perceraian. Karena keluarga tak mungkin bisa berjalan tanpa ada nafkah yang menggerakkan roda perekonomiannya.

Materi bagi keluarga-keluarga muslim menjadi sarana pemenuhan tuntutan syariat, menjaga ‘iffah (kemuliaan diri) dari meminta-minta, serta sebagai pembatas agar tidak dekat kepada kekafiran. Islam mewajibkan bagi orang yang mampu untuk memberi nafkah. Allah Ta’ala berfirman, “Hendaklah orang yang mampu memberi nafkah menurut kemampuannya. Dan orang yang disempitkan rezekinya hendaklah memberi nafkah dari harta yang diberikan Allah kepadanya. Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan (sekedar) apa yang telah Allah berikan kepadanya.” (Qs. Ath-Thalaq 7). Bahkan Rasul SAW mengingatkan dalam haditsnya: “Seseorang itu cukup berdosa bila ia menyia-nyiakan orang yang harus diberi belanja.” (HR. Abu Daud dan lain-lain) Tidak harus banyak, asalkan halal. Banyak sedikit sangat relatif. Namun, kehalalan nafkah yang diberi, tidak bisa ditawar-tawar. Mengabaikan kehalalan dapat berakibat sangat fatal bagi semua pribadi di dalam keluarga: tidak diterima doa dan ibadahnya, mendorong berperilaku menyimpang, menghalangi ketaatan hingga menjadi penyebab terlemparnya ke dalam Jahanam.

Menenteramkan sungguh kalimat-kalimat yang mengalir dari lisan istri-istri sahabat dan generasi salafus shalih setiap kali mengantarkan suami-suami mereka yang hendak mengais rezeki: “Suamiku, bertakwallah kepada Allah terhadap apa yang akan engkau nafkahkan kepada kami. berikanlah kepada kami hanya nafkah yang halal. Karena perihnya kelaparan dapat kami tahan, sementara panasnya neraka yang memanggang tak mungkin membuat kami dapat bertahan.”

4. BERBUAT ADIL Adil berarti menempatkan sesuatu pada tempatnya. Lawan adil adalah zalim. Dan ukuran yang paling tepat untuk menilai adil atau zalimnya seseorang adalah Al-Qur’an. Karena hanya Al-Qur’an sajalah yang tidak mengandung perselisihan di dalamnya. Sehingga tidak akan membuat siapa pun bingung harus bersikap seperti apa. Berbeda sangat jauh dengan hukum/aturan apa pun buatan manusia yang mudah diinterpretasikan sekehendak hatinya. Adil tidak terbatas pada suami istri harus memenuhi setiap kewajibannya sebagai suami terhadap istri maupun sebagai istri terhadap suami, juga kewajiban keduanya terhadap anak-anak mereka. Akan tetapi adil, meliputi pemenuhan terhadap semua perintah dan larangan Allah yang mengenai diri setiap pribadi di dalam keluarga.

Suami yang adil adalah, yang taat kepada Allah, melaksanakan tugas memimpin, menafkahi dan mendidik istri dan anak-nya. Istri yang adil adalah yang memenuhi semua perintah Allah SWT dan larangan-larangannya, taat, menjaga harta, kehormatan diri dan suaminya, dan mengasuh secara baik anak-anaknya. Rasul SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah memiliki hak atas dirimu yang harus engkau tunaikan, dirimu memiliki hak yang harus engkau tunaikan, dan keluargamu memiliki hak atas dirimu yang harus engkau tunaikan. Maka tunaikanlah hak-hak masing-masing dari semua itu.” (HR. Bukhari). Rasul SAW juga menyebutkan, bahwa ada tiga hal yang dapat menyelamatkan. Di antara ketiga hal itu adalah: “Berbuat adil dalam keadaan ridha (senang) maupun dalam keadaan benci”

5. SALING MENASEHATI

Tidak seorang pun yang tidak memerlukan nasihat orang lain. Suami, membutuhkan nasihat istrinya. Istri mengharapkan bimbingan suaminya. Anak-anak merindukan untaian lembut nasihat kedua orang tuannya. Orang tua, terkadang perlu mendengar pendapat anak-anaknya. Ingat apa yang dilakukan Ibunda Khadijah terhadap Rasulullah SAW sesaat setelah turun wahyu yang pertama? Ketika sekujur tubuh Rasulullah SAW menggigil karena khawatir akan keselamatan dirinya, wanita agung itu hadir dengan nasihat-nasihat yang menenteramkan jiwa. “Bergembiralah dan tenteramkanlah hatimu. Demi Allah yang menguasai diriku, “Allah SWT tidak akan mengecewakanmu. Engkau orang yang sentiasa berusaha untuk menghubungkan tali persaudaraan, selalu berkata benar, menyantuni anak yatim piatu, memuliakan tamu dan memberi bantuan kepada setiap orang yang ditimpa kesusahan.” Rasul SAW melukiskan kesannya yang mendalam: “Khadijah beriman kepadaku ketika orang-orang mengingkari. Dia membenarkan aku ketika orang-orang mendustakan. Dan dia memberikan hartanya kepadaku ketika orang-orang tidak memberiku apa-apa. Allah mengaruniai aku anak darinya dan mengharamkan bagiku anak dari selain dia” (HR. Imam Ahmad). Nasihat (dengan ijin Allah), dapat membuat yang lupa menjadi ingat. Yang tersesat kembali selamat. Dan yang lemah jadi bersemangat.

Demikian indah kiasan yang Allah berikan bagi pasangan suami istri. Dalam surat Al-Baqarah 187 Allah menyebut: “Mereka (istri-istrimu) itu adalah pakaian bagimu dan kamu pun adalah pakaian bagi mereka!” Apa saja yang dilakukan oleh pemilik pakaian terhadap pakaian kesayangannya? Tentu, bukan hanya memakai secara terus menerus sampai pakaian tersebut usang, bau dan sobek sana sini. Orang yang bijak, selain memakai ia pun akan berpikir untuk menjaga agar pakaiannya tidak koyak, senantiasa dalam keadaan halus, harum dan wangi. Karenanya, setiap kali pakaiannya itu kotor, ia akan memilihkan detergen yang terbaik untuk mencuci. Setelah kering, pakaian itu akan diseterika dan diberi wewangian. Lalu, diletakkan di tempat yang terbaik di dalam lemari.

Maka, demikian pula yang seharusnya dilakukan seorang suami/istri terhadap pasangannya. Ia akan selalu menjaga kebersihan jiwa dari segala hal yang mengotorinya. Menghiasi dengan wangi akhlak yang terpuji. Dan membentengi dari ancaman apa pun yang dapat merusakkan hati. Mereka akan selalu saling menasehati untuk menetapi kebenaran dan kesabaran, sebagai wujud kasih sayang dan perhatian yang mendalam. Sebelum segalanya terlambat, dan taubat pun tiada lagi bermanfaat. Semoga keluarga-keluarga kita menjadi keluarga yang mulia dan dimuliakan. Dipenuhi cahaya iman dan ketakwaan. Dan ditaburi cinta yang tak berkesudahan. [voa-islam]

Oleh : Sumedi, A.Md.Tek.

Minggu, 01 Desember 2013

GADIS BAU SORGA..

 Bismillaahirrahmaanirrahiim
Kisah ini dituturkan oleh Ummu Ahmad al-Du’aijy dalam sebuah wawancara dengan Majalahal-Yamamah.
Seorang gadis meninggal dunia di usia 20 tahun setelah mengalami kecelakaan lalu lintas. Sesaat sebelum ia meninggal, keluarganya bertanya kepadanya: “Bagaimana kabarmu?”

Lalu ia menjawab: “Baik sekali, alhamdulillah.” Namun tidak lama kemudian ia meninggal dunia, semoga Allah merahmatinya.

Mereka membawanya ke tempat pemandian mayat. Dan ketika kami meletakkannya di atas kayu tempat pemandian, kami pun mulai memandikannya.

Tiba-tiba kami melihat wajahnya yang bercahaya dan tersenyum. Ia seperti sedang tidur di atas pembaringannya. Sama sekali tidak ada luka, tulang yang patah atau darah yang mengalir.

Yang menakjubkan adalah ketika mereka ingin mengangkatnya untuk menyelesaikan proses pemandian itu, tiba-tiba dari hidungnya keluar cairan putih yang kemudian memenuhi ruangan pemandian itu dengan aroma semerbak yang sangat wangi !!

Subhanallah ini benar-benar semerbak misk (wangi sorgawi). Kami semua bertakbir memuji Allah. Sampai-sampai putriku yang juga sahabat dari gadis yang meninggal itu menangis.

Kemudian aku bertanya kepada bibi gadis itu tentang bagaimana gerangan gadis itu semasa hidupnya?

Maka ia mengisahkan: “ ia tidak pernah meninggalkan satu kewajiban pun sejak ia memasuki usia mumayyiz-nya (sudah dapat membedakan sesuatu yang baik dan sesuatu yang buruk , kira-kira umur 7 tahun). Ia tidak pernah menonton film, serial sinetron dan televisi, dan ia tidak pernah mendengarkan musik dan nyanyian dan semua hal yang melenakan.

Sejak usia 13 tahun, ia terus berpuasa Senin-Kamis. Ia sudah berniat untuk bekerja sukarela memandikan mayat. Namun ternyata ia harus dimandikan lebih dahulu sebelum ia memandikan orang lain. Semua guru dan kawannya mengenang ketakwaan, akhlak dan perilakunya. Pergaulannya begitu berpengaruh dan berkesan bagi guru dan kawan kawannya semasa hidup hingga kematiannya.

“Barangsiapa yang diuji dengan mendapatkan anak perempuan kemudian ia berbuat baik kepada mereka (dengan mendidiknya) maka anak perempuan itu akan menjadi penghalang baginya dari sentuhan api neraka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

“Barangsiapa memiliki tiga anak perempuan kemudian ia sabar atas (merawat dan mendidik) mereka serta ia memberi makan dan minum mereka dari apa-apa yang ia dapatkan maka anak-anak perempuan tersebut akan menjadi penghalang baginya dari api neraka di hari kiamat.” (HR. Ahmad)

Diriwayatkan oleh Aisyah ra. ia berkata: “Aku kedatangan seorang ibu miskin yang membawa kedua anak perempuannya. Aku berikan kepadanya tiga butir buah kurma. Kemudian ia memberikan masing-masing dari kedua anaknya satu butir kurma dan yang satu butir lagi ia ambil untuk dimakan sendiri. Akan tetapi, ketika ia akan memakannya, kedua anaknya itu memintanya. Akhirnya satu butir kurma itu dibelah dua dan diberikan kepada mereka berdua. Kejadian itu mengagumkanku. Maka, aku ceritakan hal itu kepada Nabi saw. Kemudian beliau bersabda: “Allah saw. mengharuskan ibu itu masuk surga atau membebaskannya dari neraka disebabkan kasih sayangnya terhadap anak perempuannya.” (HR. Muslim)

“Barangsiapa mengurus dan mendidik dua anak perempuan hingga mereka dewasa maka ia datang di hari kiamat bersamaku.” Beliau merapatkan jari-jemarinya. (HR. Muslim)

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat malaikat yang kasar, yang keras yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”(QS.At-Tahrim:6)

Semoga kapanpun, dimanapun hidup kita berakhir... Husnul khotimah... Aamiin..