Jumat, 28 Maret 2014

Kisah Amalan Seorang Wanita yang Tak Mau Berjilbab

Al-Kisah diceritakan, ada seorang wanita yang dikenal taat dalam beribadah. Dia sangat rajin melakukan ibadah wajib maupun sunnah. Hanya ada satu kekurangannya, ia tak mau berjilbab menutupi auratnya. Setiap kali ditanya ia hanya tersenyum, seraya menjawab: “Insya Allah yang penting hati dulu yang berjilbab.” Sudah banyak orang yang menanyakan maupun menasihatinya. Tapi jawabannya tetap sama.


Hingga suatu malam ia bermimpi sedang berada disebuah taman yang indah. Rumputnya sangat hijau. Berbagai macam bunga bermekaran. Ia bahkan bisa merasakan bagaimana segarnya udara dan wanginya bunga. Sebuah sungai yang sangat jernih. Airnya kelihatan melintas di pinggir taman. Semilir angin pun ia rasakan di sela-sela jarinya. Ada beberapa wanita di situ yang terlintas juga menikmati pemandangan keindahan taman. Ia pun menghampiri salah satu wanita tersebut. Wajahnya sangat bersih, seakan-akan memancarkan cahaya yang sangat lembut.

“Assalamu’alaikum saudariku…”
“Wa’alaikum salam…, selamat datang wahai saudariku…”
“Terimakasih, apakah ini syurga?”

Wanita itu tersenyum. “Tentu saja bukan wahai saudariku. Ini hanyalah tempat menunggu sebelum surga.”
“Benarkah? Tak bisa kubayangkan seperti apa indahnya surga jika tempat menunggunya saja sudah seindah ini…”

Wanita itu tersenyum lagi kemudian bertanya, “Amalan apa yang bisa membuatmu kembali wahai sudariku?”
“Aku selalu menjaga shlat, dan aku menambah dengan ibadah-ibadah sunnah. Alhamdulillah.”

Tiba-tiba jauh diujung taman ia melihat sebuah pintu yang sangat indah. Pintu itu terbuka, dan ia melihat beberapa wanita yang di taman tadi mulai memasukinya satu per satu.

“Ayo, kita ikuti mereka!” Kata wanita itu sambil setengah berlari.
“Apa di balik pintu itu?”
“Tentu saja surga wahai saudariku…” Larinya semakin cepat.
“Tunggu… tunggu aku…”
Ia berlari sekancang-kencangnya, namun tetap tertinggal.

Wanita itu hanya setengah berlari sambil tersenyum padanya. Namun ia tetap saja tak mampu mengejarnya meski ia sudah berlari sekuat tenaga.

Ia lalu berteriak, “Amalan apa yang engkau lakukan sehingga engkau tampak begitu ringan?”
“Sama denganmu wahai saudariku…” Jawab wanita itu sambil tersenyum.

Wanita itu telah mencapai pintu. Sebelah kakinya telah melewati pintu. Sebelum wanita itu melewati pintu sepenuhnya, ia berteriak pada wanita itu, “Amalan apalagi yang engkau lakukan yang tidak aku lakukan?”

Wanita itu menatapnya dan tersenyum lalu berkata, “Apakah engkau tidak memperhatikan dirimu apa yang membedakan dengan diriku?”
Ia sudah kehabisan nafas, tak mampu lagi menjawab, “Apakah engkau mengira bahwa Rabbmu akan mengizinkanmu masuk ke surga-Nya tanpa jilbab penutup aurat?” Kata wanita itu.

Tubuh wanita itu telah melewati, tapi tiba-tiba kepalanya mengintip keluar memandangnya dan berkata, “Sungguh disayangkan, amalanmu tak mampu membuatmu mengikutiku memasuki surga ini. Cukuplah surga hanya sampai di hatimu karena niatmu adalah menghijabi hati.”

Ia tertegun… lalu terbangun… beristighfar lalu mengambil wudhu. Ia tunaikan shalat Malam, menangis dan menyesali perkataannya dahulu. Dan sekarang ia berjanji sejak saat ini ia akan MENUTUP AURATNYA.


Berjilbab adalah perintah langsung dari ALLAH Subhanahu Wa Ta’ala, lewat utusan-Nya yakni baginda Nabi Besar Muhammad Rasulullah Saw. Yang namanya perintah dari ALLAH adalah wajib bagi seorang hamba untuk mematuhi-Nya. Dan apabila dilanggar, ini jelas ia telah berdosa.

Selasa, 18 Maret 2014

KISAH NYATA KEAJAIBAN SHOLAWAT

Kisah ini adalah kisah nyata yang terjadi kepada salah seorang saudara kita di indonesia, yang ketika ditimpa sebuah kesulitan,beliau tiada hentinya mengucapkan sholawat hingga akhirnya keputus asaannya dapat berubah menjadi sebuah keajaiban untuknya.. , semoga menjadi hikmah untuk kita semua..

Assalamu'alaikum warohmatullah wabarokatuh..
Pagi itu
keluarga Achmad akan berangkat ke malang,
naik pesawat terbang, mereka berempat, ayah,
istri dan dua anaknya(Hasan dan Husein),Hasan
kelas 5 SD, sedang Husein kelas 2 SD. Pesawat bergerak naik seperti biasa aman2
saja, tiada kendala apapun. Dalam
perjalananpun tiada hal yang dapat membuat
hati was-was.

Tapi ketika pesawat akan sampai ditujuan, ingin
mendarat, bandara tidak kellihatan, karena
tertutup awan tebal, pramugari sudah
memberikan aba-aba pada penumpang dengan
kata2 yg masih diingat oleh Achmad ” Kita
adalah milik Tuhan dan akan kembali kepada- Nya”,

seluruh penumpang kapal panik dan tegang,
begitupun dengan Achmad, mulutnya terus
berzikir karena mereka semua takut akan
terjadi sesuatu dengan pesawat. pesawat akhirnya memutar kembali mencari
posisi aman untuk turun, ketika pesawat
menukik lagi untuk turun, badan pesawat
bergoyang hebat, sehingga barang-barang yg
ada diatas berjatuhan, sungguh peristiwa yang
sangat menegangkan, karena mereka semua sudah menyangka bahwa pesawat akan
mengalami kecelakaan.

Ketika dalam keadaan yang sangat takut dan
menegangkan, Hasan dan Husein berteriak-
teriak membaca Sholawat dan puji-pujian
kepada Rosulullah Saw, entah mengapa
pesawat seperti ada yang menuntun menembus
awan lalu terlihatlah bandara malang, pesawat dengan tenang mendarat. Setelah pesawat mendarat dan semua
penumpang akan turun, pilot keluar dari
tempatnya mencari dan menanyakan “siapa
tadi yang membaca Sholawat?”

Hasan dan
Husein tunjuk tangan “Saya pak!”, langsung pilot
menghampirinya dan menyalaminya serta mengucapkan terima kasih, pilot itu berkata
“tanpa kamu saya tidak tahu apa yang akan
terjadi dengan pesawat ini”. Rupanya si pilot
seorang muslim, jadi ia tau bacaan sholawat.

Cerita ini adalah kisah nyata yang belum lama
terjadi, sengaja di turunkan, untuk mengambil
hikmah, bahwa bila dalam keadaan genting
atau ketakutan yang amat sangat, kita bisa
memanggil Allah dengan perantaraan Nabi-Nya,
yaitu seorang yang dicintai oleh Allah. Seandainya ada yang tidak percaya dengan
cerita ini, itu hak anda, tapi peristiwa ini
memang benar-benar terjadi.

Wallahu’alam bishshawab
 

Sabtu, 01 Maret 2014

Ciri Kesempurnaan Iman

Abu Hurairah RA mengemukakan,

pada suatu hari para sahabat menghadap Muhammad Rasulullah SAW.
 “Ya Nabi Allah, kami merasa dalam hati kami ada suatu was-was yang amat berat bagi kami menuturkannya.”
“Benarkah itu?”
“Ya, sungguh.”
“Yang demikian itu adalah tanda suatu iman yang sempurna.”

(HR. Muslim)

Keterangan :
Rasa was-was yang dimaksud dalam hadits tersebut adalah perasaan takut murtad,
yaitu keluar dari agama Islam. Itulah sebabnya orang yang benar-benar beriman sangat berhati-hati dalam setiap tingkah lakunya agar tidak terjerumus ke dalam perbuatan syirik.