Rabu, 18 Mei 2016

" PUASA SUNNAH SENIN DAN KAMIS "

Bismillahirrahmanirrahim
Assalaamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh



Senin dan kamis merupakan dua nama hari dalam kalender Hijriyah dan Masehi. Namun hari itu memiliki keistimewaan tersendiri, karena pada hari itu Rasulullah Muhammad SAW menganjurkan umatnya untuk melaksanakan puasa sunnah pada hari-hari itu. Puasa Senin dan Kamis adalah puasa yang paling sering dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana sabda Rasulullah dari Abu Hurairah,

" Bahwasanya Rasulullah SAW adalah orang yang paling banyak berpuasa pada hari Senin dan Kamis. Ketika ditanya tentang alasannya, Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya segala amal perbuatan dipersembahkan pada hari Senin dan Kamis, maka Allah akan mengampuni dosa setiap orang muslim atau setiap orang mukmin, kecuali dua orang yang bermusuhan. Maka Allah berfirman, "Tangguhkan keduanya. (HR. Ahmad).

Mengapa Nabi Muhammad SAW menganjurkan kita mesti puasa sunnah pada tiap hari Senin dan Kamis? Dalam sebuah hadits yang disampaikan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda:

Segala amal perbuatan manusia pada hari Senin dan Kamis akan diperiksa oleh malaikat, karena itu aku senang ketika amal perbuatanku diperiksa aku dalam kondisi berpuasa.” (HR. Tirmidzi).

Sebagai amalan sunnah, tentu saja puasa senin kamis ini memiliki posisi yang penting di mata Allah SWT. Allah akan memberikan pahala puasa secara langsung kepada yang mengerjakannya. Amal kebaikan yang dilakukan oleh orang yang berpuasa akan dilipatgandakan menjadi 10 kali lipat.

Hal ini sudah dijanjikan oleh Allah SWT dalam sebuah hadits Qudsi-Nya:

" Puasa itu milik-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya. Dan kebaikan itu akan dilipatgandakan sebanyak 10 kali lipat."(HR. Bukhari dan Abu Daud).

Kata puasa dalam hadits di atas mengandung makna secara umum, maksudnya adalah puasa sunnah maupun wajib, termasuk puasa senin kamis ini. Inilah puasa yang disyariatkan oleh Rasululah SAW untuk menjaga keimanan dan ketakwaan seseorang.


Wallahu'alam bissawab
Alhamdulillahirabbil'alamin
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh  



 https://www.facebook.com/groups/bijaks/

" SABAR BERBUAH KEDAMAIAN "

Bismillahirrahmanirrahim
Assalaamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh


Sebuah Kisah Motifasi dan Inspirasi
Malam belum begitu larut. Seorang istri menunggu suaminya pulang kerja. Membantu sang buah hati mengerjakan PR. Terdengar suara motor. Pertanda suaminya telah pulang. Disambut dengan penuh suka cita.
Berebut menyambut kedatangannya. Wajahnya terlihat letih dan lelah. Sepanjang hari pekerjaan menumpuk.
bukan senyuman yang didapat. Suami itu membentak istrinya. Istrinya membalas dengan senyuman.
mencium tangan Sang Suami tercinta. ‘Ayah, sudah saya siapkan atmosphere hangat untukmu,’ kata Sang Istri.
Suaminya bergegas mengambil handuk. Suaminya terheran. Bentakannya dibalas dengan senyuman.
Setelah usai mandi dan sholat. Letih dan penat telah hilang. Suami menghampiri istrinya. Ditelinga membisikkan kata, 

‘Mah, maafin ayah ya..’  Suami istri itu saling berpandangan. Anaknya memeluk ibundanya dari belakang. Terdengar suara tertawa riuh. Air mata itu mengalir. Terasa damai dihati.
 
Ketika kita melakukan perbuatan baik tetapi dibalas dengan cacian, berarti kita telah memasuki gerbang maaf, ikhlas, cinta dan kasih sayang.
Maka tersenyumlah sebab itu adalah anugerah yang terindah dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena Allah menempatkan diri kita pada derajat sebagai kekasihNya yang mampu mengolah kebencian menjadi kesejukan hati, mengolah cacian menjadi senyuman. Maka hidup ini terasa indah. Tersenyumlah!

 ’Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.
(QS. an-Nahl : 128).

Wallahu'alam bissawab
Alhamdulillahirabbil'alamin
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh 


www.facebook.com/adadicatatanku/

Selasa, 17 Mei 2016

" BILAL DAN ADZAN TERAKHIRNYA "

Bismillahirrahmanirrahim
Assalaamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh


Kisah Mengharukan

Kisah Bilal untuk terakhir kalinya kembali mengumandangkan Adzan di Masjid Nabawi, Adzan yang tak bisa dirampungkannya.

Sejak Rasulullah wafat, Bilal meyakinkan dirinya sendiri untuk tidak lagi melantukan Adzan di puncak Masjid Nabawi di Madinah. Bahkan permintaan Khalifah Abu Bakar ketika itu, yang kembali memintanya untuk menjadi muadzin tidak bisa Ia penuhi.

Dengan kesedihan yang mendalam Bilal berkata : “Biarkan aku hanya menjadi muadzin Rasulullah saja. Rasulullah telah tiada, maka aku bukan muadzin siapa-siapa lagi.”
Khalifah Abu Bakar pun bisa  memahami kesedihan Bilal dan tak lagi memintanya untuk kembali menjadi muadzin di Masjid Nabawi, melantunkan Adzan panggilan umat muslim untuk menunaikan shalat fardhu.

Kesedihan Bilal akibat wafatnya Rasulullah tidak bisa hilang dari dalam hatinya. Ia pun memutuskan untuk meninggalkan Madinah, bergabung dengan pasukan Fath Islamy hijrah ke negeri Syam. Bilal kemudian tinggal di Kota Homs, Syria.
Sekian lamanya Bilal tak berkunjung ke Madinah, hingga pada suatu malam, Rasulullah Muhammad SAW hadir dalam mimpinya. Dengan suara lembutnya Rasulullah menegur Bilal : “Ya Bilal, Wa maa hadzal jafa? Hai Bilal, mengapa engkau tak mengunjungiku? Mengapa sampai seperti ini?
Bilal pun segera terbangun dari tidurnya. Tanpa berpikir panjang, Ia mulai mempersiapkan perjalanan untuk kembali ke Madinah. Bilal berniat untuk ziarah ke makam Rasulullah setelah sekian tahun lamanya Ia meninggalkan Madinah.
Setibanya di Madinah, Bilal segera menuju makam Rasulullah. Tangis kerinduannya membuncah, cintanya kepada Rasulullah  begitu besar. Cinta yang tulus karena Allah kepada Baginda Nabi yang begitu dalam.
Pada saat yang bersamaan, tampak dua pemuda mendekati Bilal. Kedua pemuda tersebut adalah Hasan dan Husein, cucu Rasulullah. Masih dengan berurai air mata, Bilal tua memeluk kedua cucu kesayangan Rasulullah tersebut.
Umar bin Khattab yang telah jadi Khalifah, juga turut haru melihat pemandangan tersebut. Kemudian salah satu cucu Rasulullah itupun membuat sebuah permintaan kepada Bilal.
Paman, maukah engkau sekali saja mengumandangkan adzan untuk kami? Kami ingin mengenang kakek kami.”
Umar bin Khattab juga ikut memohon kepada Bilal untuk kembali mengumandangkan Adzan di Masjid Nabawi, walaupun hanya satu kali saja. Bilal akhirnya mengabulkan permintaan cucu Rasulullah dan Khalifah Umar Bin Khattab.
Saat tiba waktu shalat, Bilal naik ke puncak Masjid Nabawi, tempat Ia biasa kumandangkan Adzan seperti pada masa Rasulullah masih hidup. Bilal pun mulai mengumandangkan Adzan.
Saat lafadz “Allahu Akbar” Ia kumandangkan, seketika itu juga seluruh Madinah terasa senyap. Segala aktifitas dan perdagangan terhenti. Semua orang sontak terkejut, suara lantunan Adzan yang dirindukan bertahun-tahun tersebut kembali terdengar dengan merdunya.
Kemudian saat Bilal melafadzkan “Asyhadu an laa ilaha illallah“, penduduk Kota Madinah berhamburan dari tempat mereka tinggal, berlarian menuju Masjid Nabawi.  Bahkan dikisahkan para gadis dalam pingitan pun ikut berlarian keluar rumah mendekati asal suara Adzan yang dirindukan tersebut.
Puncaknya saat Bilal mengumandangkan “Asyhadu anna Muhammadan Rasulullah“, seisi Kota Madinah pecah oleh tangis dan ratapan pilu, teringat kepada masa indah saat Rasulullah masih hidup dan menjadi imam shalat berjamaah.
Tangisan Khalifah Umar bin Khattab terdengar  paling keras. Bahkan Bilal yang mengumandangkan Adzan tersebut tersedu-sedu dalam tangis, lidahnya tercekat, air matanya tak henti-hentinya mengalir. Bilal pun tidak sanggup meneruskan Adzannya, Ia terus terisak tak mampu lagi berteriak melanjutkan panggilan mulia tersebut.
Hari itu Madinah mengenang kembali masa saat Rasulullah masih ada diantara mereka. Hari itu, Bilal melantukan adzan pertama dan terakhirnya semenjak  kepergian Rasulullah. Adzan yang tak bisa dirampungkannya.

Maha Suci Allah, kisah diatas telah mengaduk-aduk cinta dan kerinduan kita kepada Rasulullah Muhammad SAW. Kisah yang mampu membuat kita meneteskan airmata tanda cinta dan rindu kepada Baginda Nabi. Semoga kita bisa mendapatkan syafaat dari Rasulullah dan bisa bertemu dengan Rasul saat hari berbangkit.

Wallahu'alam bissawab
Alhamdulillahirabbil'alamin
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh  



https://www.facebook.com/groups/bijaks/



 

 

 

Rabu, 11 Mei 2016

" DO'A MENJELANG RAMADHAN "

Bismillahirrahmanirrahim
Assalaamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh


Yaa Allah Yaa Rabbal ‘alamin..
Berilah kami kekuatan dalam menjalankan perintah-Mu….
Berilah kami ke-khusyu’kan memohon kasih sayang-Mu…
Sehingga kami mampu menjalankan amal saleh…
Sehingga kami mendapatkan rahmat, berkah dan perlindungan-Mu..
Yaa Allah Yaa Malikul Quddus..
Engkaulah Yang Maha Menggengam segala urusan..
Engkaulah Yang Maha Memiliki segala kekuatan….
Engkaulah Yang Maha Terhindar dari kekurangan dan kelemahan….

Jauhkanlah kami dari KEMALASAN dan KELEMAHAN…..
Jauhkanlah kami dari kebencian…….
Jauhkanlah kami dari rasa iri, dengki dan kesombongan…….
Hilangkanlah segala kebiasaan buruk kami…….
kebiasaan berprasangka buruk kepada saudara kami…….
kebiasaan mengeluh dan saling bergunjing…….
kebiasaan melihat dan mendengar sesuatu yang tak berguna…….
kebiasaan mengambil yang bukan hak kami……
kebiasaan melakukan pekerjaan yang tak mendekatkan kepada-Mu.
Yaa Allah Yaa Lathif Yaa Khabiiru..
Engkaulah Yang Maha Halus..
Engkaulah Yang Maha Mengetahui Hakekat..
Haluskanlah hati kami..
Sehingga kami mampu mendapatkan hakekat segala perintah-Mu….
Hingga kami menjadi pribadi muslim yang utuh sesuai kehendak-Mu……
Hingga kami mampu memperoleh kejayaan di dunia dan akherat-Mu…..


Jika Allah berkehendak InsyaAllah kita akan menemui Ramadhan yang penuh barokah Semoga Gelar taqwa InsyaAllah akan menjadi milik kita Yang berharga sebagai modal langkah kita selanjutnya

Salah paham, kesedihan, ego, sakit hati, adalah proses dari kehidupan . Ramadhan yang penuh barokah Tapi Allah membuatnya dengan sangat sempurna, tidak ada yang sia – sia dari apa yang sudah Allah kemas dengan baik dalam bingkai rumah kehidupan kita Tidak ada yang lebih mulia pada hari dimana semua malaikat memanjatkan doa, dimana tidak ada kegiatan baik yang tidak dilipat gandakan amalannya oleh Allah.

“MAKA NIKMAT TUHANMU YANG MANAKAH YANG KAMU DUSTAKAN…”

teringat ayat ini terus berulang di Ar-Rahman…
teringat kelemahan diri akan segala khilaf dan salah…
semoga Ramadhon ini membawa perbaikan, dan kesejukan…
seperti layaknya embun di pagi hari
berkilau tertimpa cahya mentari…
semoga di masa mendatang terus dianugrahi kebeningan hati…
seperti layaknya telaga Kautsar..
Dengan segala kekurangan dan kerendahan hati serta keikhlasan dengan semua khilafan dan kelalaian yang pernah saya lakukan baik secara sengaja maupun tidak sengaja, Jauh didalam hati yang senantiasa didalam genggaman Allah,

" MOHON MAAF LAHIR & BATHIN "

Semoga kita dapat menjalankan ibadah bulan Suci Ramadhan 1437 H dengan hati yang Ikhlas dan penuh Ridho Illahi

Wallahu'alam bissawab
Alhamdulillahirabbil'alamin
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh 


 https://www.facebook.com/groups/bijaks/


Selasa, 10 Mei 2016

" Mengapa Kita Membaca AlQuran Meskipun Tidak Mengerti Satupun Artinya?"

Bismillahirrahmanirrahim
Assalaamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh


Seorang muslim tua Amerika tinggal di sebuah perkebunan/area di sebelah timur Pegunungan Kentucky bersama cucu laki-lakinya. Setiap pagi Sang kakek bangun pagi dan duduk dekat perapian membaca Al-qur’an. Sang cucu ingin menjadi seperti kakeknya dan memcoba menirunya seperti yang disaksikannya setiap hari.

Suatu hari ia bertanya pada kakeknya : “ Kakek, aku coba membaca Al-Qur’an sepertimu tapi aku tak bisa memahaminya, dan walaupun ada sedikit yang aku pahami segera aku lupa begitu aku selesai membaca dan menutupnya. Jadi apa gunanya membaca Al-quran jika tak memahami artinya ?
Sang kakek dengan tenang sambil meletakkan batu-batu di perapian, memjawab pertanyaan sang cucu : “Cobalah ambil sebuah keranjang batu ini dan bawa ke sungai, dan bawakan aku kembali dengan sekeranjang air.”

Anak itu mengerjakan seperti yang diperintahkan kakeknya, tetapi semua air yang dibawa habis sebelum dia sampai di rumah. Kakeknya tertawa dan berkata, “Kamu harus berusaha lebih cepat lain kali “.
Kakek itu meminta cucunya untuk kembali ke sungai bersama keranjangnya untuk mencoba lagi. Kali ini anak itu berlari lebih cepat, tapi lagi-lagi keranjangnya kosong sebelum sampai di rumah.
Dengan terengah-engah dia mengatakan kepada kakeknya, tidak mungkin membawa sekeranjang air dan dia pergi untuk mencari sebuah ember untuk mengganti keranjangnya.
Kakeknya mengatakan : ”Aku tidak ingin seember air, aku ingin sekeranjang air. Kamu harus mencoba lagi lebih keras. ” dan dia pergi ke luar untuk menyaksikan cucunya mencoba lagi. Pada saat itu, anak itu tahu bahwa hal ini tidak mungkin, tapi dia ingin menunjukkan kepada kakeknya bahwa meskipun dia berlari secepat mungkin, air tetap akan habis sebelum sampai di rumah. Anak itu kembali mengambil / mencelupkan keranjangnya ke sungai dan kemudian berusaha berlari secepat mungkin, tapi ketika sampai di depan kakeknya, keranjang itu kosong lagi. Dengan terengah-engah, ia berkata : ”Kakek, ini tidak ada gunanya. Sia-sia saja”.
Sang kakek menjawab : ”Nak, mengapa kamu berpikir ini tak ada gunanya?. Coba lihat dan perhatikan baik-baik keranjang itu .”

Anak itu memperhatikan keranjangnya dan baru ia menyadari bahwa keranjangnya nampak sangat berbeda. Keranjang itu telah berubah dari sebuah keranjang batu yang kotor, dan sekarang menjadi sebuah keranjang yang bersih, luar dan dalam. ” Cucuku, apa yang terjadi ketika kamu membaca Qur’an ? Boleh jadi kamu tidak mengerti ataupun tak memahami sama sekali, tapi ketika kamu membacanya, tanpa kamu menyadari kamu akan berubah, luar dan dalam".

Semoga Kita mendapatkan pelajaran dan hikmah dari kisah ini...

Wallahu'alam bissawab
Alhamdulillahirabbil'alamin
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh 



www.facebook.com/groups/bijaks/






Senin, 09 Mei 2016

" PENGARUH BACAAN AL-QUR'AN pada Syaraf, Otak dan Organ Tubuh "

Bismillahirrahmanirrahim
Assalaamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

Penelitian ilmiah: Pengaruh bacaan al Qur’an pada syaraf, otak dan organ tubuh lainnya. Masya Allah, menakjubkan!

Dr. Al Qadhi, melalui penelitiannya yang panjang dan serius di Klinik Besar Florida Amerika Serikat, berhasil membuktikan hanya dengan mendengarkan bacaan ayat-ayat Alquran, seorang Muslim, baik mereka yang berbahasa Arab maupun bukan, dapat merasakan perubahan fisiologis yang sangat besar.
Penurunan depresi, kesedihan, memperoleh ketenangan jiwa, menangkal berbagai macam penyakit merupakan pengaruh umum yang dirasakan orang-orang yang menjadi objek penelitiannya. Penemuan sang dokter ahli jiwa ini tidak serampangan.

Penelitiannya ditunjang dengan bantuan peralatan elektronik terbaru untuk mendeteksi tekanan darah, detak jantung, ketahanan otot, dan ketahanan kulit terhadap aliran listrik. Dari hasil uji cobanya ia berkesimpulan, bacaan Alquran berpengaruh besar hingga 97% dalam melahirkan ketenangan jiwa dan penyembuhan penyakit.

Penelitian Dr. Al Qadhi ini diperkuat pula oleh penelitian lainnya yang dilakukan oleh dokter yang berbeda. Dalam laporan sebuah penelitian yang disampaikan dalam Konferensi Kedokteran Islam Amerika Utara pada tahun 1984, disebutkan, Al-Quran terbukti mampu mendatangkan ketenangan sampai 97% bagi mereka yang mendengarkannya.

Kesimpulan hasil uji coba tersebut diperkuat lagi oleh penelitian Muhammad Salim yang dipublikasikan Universitas Boston. Objek penelitiannya terhadap 5 orang sukarelawan yang terdiri dari 3 pria dan 2 wanita. Kelima orang tersebut sama sekali tidak mengerti bahasa Arab dan mereka pun tidak diberi tahu bahwa yang akan diperdengarkannya adalah Al-Qur’an.

Penelitian yang dilakukan sebanyak 210 kali ini terbagi dua sesi, yakni membacakan Al-Qur’an dengan tartil dan membacakan bahasa Arab yang bukan dari Al-Qur’an. Kesimpulannya, responden mendapatkan ketenangan sampai 65% ketika mendengarkan bacaan Al-Qur’an dan mendapatkan ketenangan hanya 35% ketika mendengarkan bahasa Arab yang bukan dari Al-Qur’an.

Al-Qur’an memberikan pengaruh besar jika diperdengarkan kepada bayi. Hal tersebut diungkapkan Dr. Nurhayati dari Malaysia dalam Seminar Konseling dan Psikoterapi Islam di Malaysia pada tahun 1997. Menurut penelitiannya, bayi yang berusia 48 jam yang kepadanya diperdengarkan ayat-ayat Al-Qur’an dari tape recorder menunjukkan respons tersenyum dan menjadi lebih tenang.

Sungguh suatu kebahagiaan dan merupakan kenikmatan yang besar, kita memiliki Al-Qur’an. Selain menjadi ibadah dalam membacanya, bacaannya memberikan pengaruh besar bagi kehidupan jasmani dan rohani kita. Jika mendengarkan musik klasik dapat memengaruhi kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ) seseorang, bacaan Al-Qur’an lebih dari itu. Selain memengaruhi IQ dan EQ, bacaan Al-Qur’an memengaruhi kecerdasan spiritual (SQ).

Mahabenar Allah yang telah berfirman, 
“Dan apabila dibacakan Al-Qur’an, simaklah dengan baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu mendapat rahmat” { QS. Al-A'raf - 204 }

Wallahu'alam bissawab
Alhamdulillahirabbil'alamin
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh 
 Sumber : Arrahman.com             


                https://www.facebook.com/groups/bijaks/            

 

Sabtu, 07 Mei 2016

" MURID TERCERDAS, Tapi Masuk NERAKA "



Bismillahirrahmanirrahim
Assalaamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh

  
Dalam narasi disebutkan bahwa salah satu siswa Fudhail bin ‘Iyad menghadapi penderitaan. Kemudian guru duduk di sebelah kepalanya dan membacakan surah Yasin. 
 Mendengar ayat dari Al-Qur’an untuk guru, siswa berkata, “Wahai tuanku, tidak membaca surah itu!”
guru kemudian diam dan mencoba untuk membimbing murid-muridnya yang sedang sekarat untuk membaca Syahadat, “murid saya, mengatakan La ilaha illallaah.”
maka murid gusarnya menjawab, “Tidak! Aku tidak akan mengatakan itu.” Dan segera, ia meninggal tanpa mengucapkan sepatahpun syahadat.

Dan Nabi shalallaahu ‘alaihi wa sallaam pernah berkata:
“Siapapun yang akhir pesannya adalah’ laa ilaaha illallaah ‘, maka dia akan masuk surga.”
(HR Abu Daud. )

“Talqinkanlah (tuntunkanlah) orang-orang yang akan mati di antara kamu untuk membaca.” laa ilaha illallaah"  (HR Muslim)

Mengetahui bahwa ia tidak mampu membimbing saat ini penderitaan, Fudhail kembali ke rumahnya,             ia menangis selama empat puluh hari dan tidak meninggalkan rumah.
dalam mimpinya, Fudhail melihat murid-muridnya diseret ke dalam api neraka, ia bertanya, “Mengapa Allah memperlakukan Anda dengan cara ini, saat Anda berada murid saya yang paling cerdas?”
murid itu menjawab, “untuk tiga hal:.. 
Pertama, gosip (pitting) 
Kedua, memendam dendam terhadap orang lain 
ketiga, saya memiliki penyakit, maka saya pergi ke dokter Dia menyarankan saya untuk minum secangkir anggur. setahun sekali jika Anda ingin menyembuhkan. Kemudian, saya digunakan untuk minum. “

Itulah kisah yang dialami oleh murid cerdas dari Fudhail bin ‘Iyad, karena Allah menghakimi hati dan perbuatan penuh, baik terlihat dan tidak dari mata manusia. 
Sesungguhnya Allah adalah satu-satunya yang tidak pernah tidur. 
Semoga kita dapat mengambil hikmah dari Kisah ini ...
Wallahu'alam bissawab
Alhamdulillahirabbil'alamin
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh  


 
 https://www.facebook.com/groups/bijaks/