Minggu, 13 Juli 2014

Cara Menyapih Balita dari Kebiasaan Menyusu

Bayi berhak mendapatkan ASI eksklusif selama enam bulan. Bila ibu sanggup, pemberian ASI bisa berlanjut hingga usia anak mencapai dua tahun. Setelah itu, balita harus melewati tahap penyapihan dari kebiasaan menyusui.


Namun berhenti menyusu bukan hal mudah, karena telah menjadi rutinitas selama 24 bulan. Hingga beberapa ibu harus melakukan pelbagai cara untuk menghentikan hobi sang anak.

Menurut konsuler Asosiasi Ibu Menyusui (AIMI) Cilacap, Lubi Yuliati Faralin, menyapih yang ideal dilakukan kala balita berusia dua tahun. Jangan sampai kurang. Sebab tidak ada makanan atau susu formula yang mampu menandingi kualitas ASI.Untuk menyapih, ibu bisa melakukan weaning with love dan harus mempunyai target.

 "Jika ditargetkan dua tahun, ASI pun harus diberhentikan kala buah hati berulang tahun kedua," kata Lubi saat diwawancari Plasadana.com untuk Yahoo Indonesia, Selasa, 8 Juli 2014.Sebelum berumur dua tahun, sebaiknya sering memberikan pengertian kepada balita.

Seperti mengalihkan perhatian balita terhadap ASI tanpa menyakiti perasaannya. "Jangan sampai menyapih dengan cara mengunci payudara atau mengolesinya dengan perasa pahit," kata Lubi. "Kalau begitu anak akan sakit hati. Jadi berilah pengertian yang menyenangkan hati mereka."Bagi ibu pekerja, Lubi memaklumi kesibukannya hingga sulit memberika ASI selama dua tahun.

Namun jika sukses menyusui selama itu, secara tak langsung ibu mendapatkan KB alami. Ini Pun dapat mengurangi risiko kanker payudara. Sebab ASI di payudara tersedot balita.

"Dibandingkan dengan ibu yang menyapih dini, kemungkinan terkena risiko kanker payudara lebih besar," kata dia.Anak yang menerima ASI sepanjang dua tahun pun bakal mendapatkan banyak manfaat.

Seperti peningkatan kekebalan tubuh, kecerdasan, dan makin dekat dengan orang tua. Sebab ASI merupakan satu-satunya susu yang bersifat basa dan mengandung zat hidup serta antibodi. Semua itu tidak tercantum dalam susu mana pun, apalagi susu formula.Soal susu formula, Lubi mengatakan, tidak ada yang baik dan sehat untuk bayi atau balita.

Anak yang mengonsumsi formula pun sebaiknya berdasarkan resep dokter karena gangguan kesehatan tertentu. Atau sebab sang ibu mengalami gangguan kesehatan yang menghambat produksi ASI.

"Kalau di luar negeri, namanya bukan susu formula tapi formula baby. Karena isinya hanya formula," kata dia. "Masyarakat Indonesia banyak menggunakan formula karena kurang mendapatkan informasi soal ASI."


   ===SEMOGA BERMANFAAT===

Tidak ada komentar:

Posting Komentar