Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan.
Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla bila menyenangi suatu kaum Allah menguji
mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa
murka maka baginya murka Allah.
(HR. Tirmidzi)
Barangsiapa dikehendaki Allah kebaikan baginya maka dia
diuji (dicoba dengan suatu musibah). (HR. Bukhari)
Allah menguji hambaNya dengan menimpakan musibah
sebagaimana seorang menguji kemurnian emas dengan api (pembakaran). Ada yang ke
luar emas murni. Itulah yang dilindungi Allah dari keragu-raguan. Ada juga yang
kurang dari itu (mutunya) dan itulah yang selalu ragu. Ada yang ke luar seperti
emas hitam dan itu yang memang ditimpa fitnah (musibah).
(HR. Ath-Thabrani)
Barangsiapa ditimpa musibah dalam hartanya atau pada dirinya
lalu dirahasiakannya dan tidak dikeluhkannya kepada siapapun maka menjadi hak
atas Allah untuk mengampuninya.
(HR. Ath-Thabrani)
Barangsiapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur,
dizalimi lalu memaafkan dan menzalimi lalu beristighfar maka bagi mereka
keselamatan dan mereka tergolong orang-orang yang memperoleh hidayah.
(HR.
Al-Baihaqi)
Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai
Allah daripada seorang mukmin yang lemah dalam segala kebaikan. Peliharalah
apa-apa yang menguntungkan kamu dan mohonlah pertolongan Allah, dan jangan
lemah semangat (patah hati). Jika ditimpa suatu musibah janganlah berkata,
"Oh andaikata aku tadinya melakukan itu tentu berakibat begini dan
begitu", tetapi katakanlah, "Ini takdir Allah dan apa yang dikehendaki
Allah pasti dikerjakan-Nya." Ketahuilah, sesungguhnya ucapan:
"andaikata" dan "jikalau" membuka peluang bagi (masuknya)
karya (kerjaan) setan."
HR. Muslim)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar