Assalaamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim
Banyak dari kita yang hafal Al-Qur`an, namun sedikit saja yang memahami maknanya. Pernahkah kita terpikir untuk menyelami makna ayat-ayat Al-Qur`an? Ada satu ayat di dalam surat Al-Fatihah yang sejatinya membuat kita merendahkan hati, mengingatkan kita bahwa berterimakasih dan bersyukur kepada Allah adalah sebuah kewajiban. Untuk berterimakasih kepada Allah, pertama-tama kita harus mengingat akan karunia yang telah kita dapatkan, dan kita pun harus menyadari bahaya yang timbul dikarenakan kita tidak bersyukur. Selanjutnya adalah bagaimana caranya untuk menunjukkan rasa syukur kita kepada-Nya.
Bismillahirrahmanirrahim
Banyak dari kita yang hafal Al-Qur`an, namun sedikit saja yang memahami maknanya. Pernahkah kita terpikir untuk menyelami makna ayat-ayat Al-Qur`an? Ada satu ayat di dalam surat Al-Fatihah yang sejatinya membuat kita merendahkan hati, mengingatkan kita bahwa berterimakasih dan bersyukur kepada Allah adalah sebuah kewajiban. Untuk berterimakasih kepada Allah, pertama-tama kita harus mengingat akan karunia yang telah kita dapatkan, dan kita pun harus menyadari bahaya yang timbul dikarenakan kita tidak bersyukur. Selanjutnya adalah bagaimana caranya untuk menunjukkan rasa syukur kita kepada-Nya.
Allah SWT menyediakan ruang dan kondisi agar manusia bisa melanjutkan
hidup. Jarak bumi dari matahari memungkinkan ada dan berlangsungnya
kehidupan di planet ini. Satu jarak dari matahari, yang jika lebih dekat
akan membuat makhluk hidup di atasnya akan terpanggang kepanasan; dan
jika lebih jauh, akan membeku kedinginan. Diciptakan-Nya lintasan bumi
berbentuk elips dengar gravitasi yang tepat terukur, tidak bundar, agar
ia tidak tersedot atau terpental dari matahari yang juga berputar. Bulan
dijadikan-Nya sebagai satelit bumi untuk melindunginya dari serangan
komet dan sejenisnya dan menjadikan kecepatan gerak putar bumi tetap
stabil. Diberikan-Nya bumi, gaya gravitasi yang tepat, agar ketika
berjalan kita tidak melayang atau tersedot
Betapa besar karunia dan kasih sayang Allah Subhanahu wa Ta’ala
kepada hamba-hamba-Nya. dlm realita kehidupan kita menemukan keadaan yg
memprihatinkan. Yaitu mayoritas manusia dlm keingkaran dan kekufuran
kepada Pemberi Nikmat. Puncak adl menyamakan pemberi ni’mat dgn makhluk
yg keadaan makhluk itu sendiri sangat butuh kepada Allah Subhanahu wa
Ta’ala
Ketahuilah bahwa keni’matan yg berlimpah ruah bukanlah tujuan
diciptakan manusia dan bukan pula sebagai wujud cinta Allah Subhanahu wa
Ta’ala kepada manusia tersebut. Allah Subhanahu wa Ta’ala menciptakan
manusia utk sebuah kemuliaan bagi dan menjadikan segala ni’mat itu
sebagai perantara utk menyampaikan kepada kemuliaan tersebut. Tujuan itu
adl utk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala saja sebagaimana hal
ini disebutkan dlm firman-Nya:
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka menyembah kepada-Ku.”
Berikut kisah menarik tentang pandangan bersyukur yang pernah terjadi pada Bani Israil.
Umat Nabi Musa a.s. disebut dengan Bani Israil. Kaum ini keturunan
dari Nabi Ishaq a.s yang merupakan anak dari Nabi Ibrahim a.s dari pihak
ibu yaitu siti Sarah, sedangkan dari Nabi Ismail a.s yang beribukan
Siti Hajar maka kelak akan melahirkan keturunan bangsa Arab. Nabi Musa
a.s memiliki ummat yang jumlahnya sangat banyak dan umur mereka
panjang-panjang. Mereka ada yang kaya dan juga ada yang miskin.
Suatu
hari ada seorang yang miskin datang menghadap Nabi Musa a.s.. Ia begitu
miskinnya pakaiannya compang-camping dan sangat lusuh berdebu. Si miskin
itu kemudian berkata kepada Baginda Musa a.s., “Ya Nabiullah,
Kalamullah, tolong sampaikan kepada Allah s.w.t. permohonanku ini agar
Allah s.w.t. menjadikan aku orang yang kaya.”
Nabi Musa a.s. tersenyum
dan berkata kepada orang itu,
Si miskin itu agak terkejut dan kesal,
lalu ia berkata, “Bagaimana aku mau banyak bersyukur, aku makan pun
jarang, dan pakaian yang aku gunakan pun hanya satu lembar ini saja”!.
Akhirnya si miskin itu pulang tanpa mendapatkan apa yang diinginkannya.
Beberapa waktu kemudian seorang kaya datang menghadap Nabi Musa a.s..
Orang tersebut bersih badannya juga rapi pakaiannya. Ia berkata kepada
Nabi Musa a.s., “Wahai Nabiullah, tolong sampaikan kepada Allah s.w.t.
permohonanku ini agar dijadikannya aku ini seorang yang miskin,
terkadang aku merasa terganggu dengan hartaku itu.”
Nabi Musa a.s.pun
tersenyum, lalu ia berkata, “Wahai saudaraku, janganlah kamu bersyukur
kepada Allah s.w.t.”.
“Ya Nabiullah, bagaimana aku tidak bersyukur
kepada Allah s.w.t.?. Allah s.w.t. telah memberiku mata yang dengannya
aku dapat melihat. telinga yang dengannya aku dapat mendengar. Allah
s.w.t. telah memberiku tangan yang dengannya aku dapat bekerja dan telah
memberiku kaki yang dengannya aku dapat berjalan, bagaimana mungkin aku
tidak mensyukurinya”, jawab si kaya itu.
Akhirnya si kaya itu pun
pulang ke rumahnya. Kemudian terjadi adalah si kaya itu semakin Allah
s.w.t. tambah kekayaannya kerana ia selalu bersyukur. Dan si miskin
menjadi bertambah miskin. Allah s.w.t. mengambil semua kenikmatan-Nya
sehingga si miskin itu tidak memiliki selembar pakaianpun yang melekat
di tubuhnya. Ini semua kerana ia tidak mau bersyukur kepada Allah s.w.t.
Wallahu A'lam Bishawab
Alhamdulillahirabbil'alamin
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Wallahu A'lam Bishawab
Alhamdulillahirabbil'alamin
Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh
https://www.facebook.com/groups/bijaks/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar