Jintan hitam
Habbatussauda (Nigella sativa Linn.) atau
Jintan hitam adalah rempah-rempah yang dapat digunakan sebagai tanaman obat [1]. Rempah
ini berbentuk butiran biji berwarna hitam yang telah dikenal ribuan tahun yang
lalu dan digunakan secara luas oleh masyarakat India, Pakistan, dan Timur
Tengah untuk mengobati berbagai macam penyakit. Jenis
tanaman ini telah disebut-sebut sebagai tanaman obat dalam perkembangan awal agama Islam.
|
Habbatussauda dalam sejarah
pengobatan
Habbatussauda banyak dikenal
dengan berbagai nama, diantaranya black seed, black caraway, black seed, natura
seed, jintan hitam, black cumin, nigella sativa, kaluduru, dll. Digunakan
sebagai herbal pengobatan sejak 2000-3000 tahun sebelum Masehi dan tercatat
dalam banyak literatur kuno mengenai ahli pengobatan terdahulu seperti Ibnu Sina
(980 - 1037 M), dan Al-Biruni (973-1048 M), Al-Antiki, Ibnu Qayyim dan
Al-Baghdadi. Ibnu Sina adalah peneliti jenius dari Timur Tengah di bidang
pengobatan yang namanya tercatat di semua buku sejarah pengobatan timur maupun
barat, hidup antara 980 - 1037 M, telah meneliti berbagai manfaat Habbatussauda
untuk kesehatan dan pengobatan. Ahli pengobatan Yunani kuno, Dioscoredes, pada
abad pertama Masehi juga telah mencatat manfaat habbatussauda untuk mengobati sakit
kepala dan saluran pernafasan.
Herbal yang dianjurkan dalam agama
Islam
Abu
Hurairah pernah mendengar Rasulullah Muhammad
SAW bersabda:
"Pada Habbatussauda ada obat bagi segala jenis penyakit
kecuali Al-Sam, yaitu maut" .
Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari
(10:118-119);Muslim(7:25);Ibnu Majah
(2:342);Termidzi (2:3 pada edisi
BulaQ) ; dan Ahmad (2:241)
meneruskan riwayat Sufyan bin 'Uyainah dari
Al-Zuhri dan Abu Salamah. Dalam Alkitab terbitan Easton's, di dalam Perjanjian Lama pada
Kitab Yesaya (28:25,27, NKJV), disebut kata 'ketsah' yang maksudnya adalah black cummin (nama Inggris
untuk Habbatussauda) dan dalam terjemahan New World Translation of the Holy
Scriptures terbitan Watch Tower Bible
and Tract Society of Pennsylvania, tertulis black cumin, yang diterjemahkan
dalam bahasa Indonesia sebagai jintan hitam.
Manfaat utama Habbatussauda
Hasil Penelitian Dr. Ahmad Al
Qadhy, 1986 dan laporan penelitian lainnya seperti tertera dalam Jurnal Farmasi
Pakistan,
1992[rujukan?]
Mempertahankan tubuh dari
serangan kanker dan HIV
Hasil penelitian Prof. G
Reitmuller, Direktur Institut Immonologi dari Universitas Munich dan laporan
terpisah dari penelitian tim Dr. Basil Ali, Universitas King Faisal, Arab
Saudi, serta laporan penelitian Immono Biology Laboratory, California, AS.
Laporan lain menyebutkan bahwa Habbatussauda dapat menghentikan pertumbuhan sel tumor.[rujukan?]
Meningkatkan fungsi otak
Dengan kandungan asam linoleat (Omega 6) dan asam
linolenat (Omega 3), Habbatussauda merupakan nutrisi bagi sel otak yang
berguna untuk meningkatkan daya ingat, kecerdasan, dan relativitas sel otak
agar tidak cepat pikun.[rujukan?] Habbatussauda juga memperbaiki
mikro (peredaran darah) ke otak dan sangat cocok diberikan pada anak usia
pertumbuhan dan lansia.[rujukan?]
Menyembuhkan berbagai jenis
penyakit pernafasan
Menyembuhkan penyakit asma bronchial, bronchitis,
gampang lelah, batuk kronis dan penyakit pernafasan lainnya[rujukan?]
Mengatasi gangguan tidur dan
stress
Unsur Sapion terdapat pada
Habbaussauda mempunyai fungsi seperti kortikosteroid
yang dapat memengaruhi karbohidrat, protein dan lemak serta memengaruhi fungsi
jantung, ginjal, otot tubuh, dan syaraf. Sapion berfungsi untuk mempertahankan
diri dari perubahan lingkungan, gangguan tidur, menghilangkan stress, dan
melancarkan air susu ibu (penelitian Potchestroom, 1989)[rujukan?]
Sebagai Anti Histamin & Anti Alergi
Berdasarkan penelitian Nirmal Chakravaty
MD 1993, dan penelitian lain oleh Dr. Med. Peter Schleincher, ahli immonologi
dari Universitas Munich[rujukan?]
Anatomi biji habbatussauda
Pada biji-bijinya sering kali
dijumpai embrio yang belum berkembang lengkap dan terkurung dalam jaringan
endosperma yang melimpah, sebagai wujud proses perkecambahan dua tahap:
peretakan testa dan peretakan endosperma. Keadaan ini biasa dijumpai pada
anggota tumbuhan berbunga dasar.
Anatomi biji jintan secara umum
(seperti biji-biji lainnya):
Biji-biji ini merupakan
perombakan dan propagasi unit dari Spermatophyta
(tanaman berbiji), Gymnosperma (conifer / jarum
dan kultivarnya)
dan Angiosperma (tanaman berbunga).
Biji-biji dewasa / matang, ovulenya subur. Ovule adalah
struktur dari tanaman berbiji yang
berisi gametophyte betina dengan sel telur, dikelilingi oleh nucellus dan 1-2 integumen. Dalam angiospermae
penyuburan / pembuahan ganda menghasilkan bentuk embrio diploid dan
endosperma triploid.
Embrio: sporophyta muda, diploid
(2n), dihasilkan dalam pembuahan. Embrio dewasa berisi kotiledon
(daun biji), hypocotil (batang seperti sumbu
embrio, di bawah cotyledon), radicel (akar embrio).
Endosperma: jaringan penyimpan
makanan, triploid (3n), dihasilkan dalam pembuahan ganda, 2/3 genom langsung dari induk.
Testa (selubung biji): lapisan
luar pelindung biji, perkembangan dari integumen ovule, diploid jaringan induk.
Buah dewasa / matang, ovarium masak
berisi banyak biji. Perikarpium (selubung buah) diploid dari jaringan induk.
Biji endospermis: endosperma
ditempatkan dalam biji yang matang dan bertindak sebagai organ penyimpan
makanan. Testa dan endosperma adalah 2 lapisan luar dari embrio.
Anatomi secara Makroskopik
Biji agak keras, limas ganda
dengan kedua ujungnya meruncing, limas yang satu lebih pendek dari yang lain, bersudut 3 sampai 4,
panjang 1,5 mm sampai 2 mm, lebar lebih kurang 1 mm permukaan luar berwarna hitam kecoklatan,
hitam kelabu sampai hitam,
berbintik-bintik, kasar, berkerut, kadang-kadang dengan beberapa rusuk membujur
atau melintang.
Pada penampang melintang biji
terlihat kulit biji berwarna coklat kehitaman sampai hitam, endosperm berwarna
kuning kemerahan, kelabu, atau kelabu kehitaman; lembaga berwarna kuning pucat sampai kelabu.
Anatomi secara Mikroskopik
Kulit biji
Epidermis
luar terdiri dari selapis sel yang termampat, bentuk memanjang, kadang-kadang berupa
papila pendek, dinding tipis, warna coklat muda atau coklat kehijauan.
Di bawah epidermis terdapat
beberapa lapis sel parenkimatik, bentuk
memanjang, termampat, tidak berwarna atau berwarna kehijauan; pada tiap rusuk
diduga tedapat berkas pembuluh, phloem dan xylem sukar dibedakan karena selnya termampat; pada daerah ini
sel parenkim di bawah epidermis tidak
termampat dan selnya besar berbentuk polygonal; kemudian berturut-turut
terdapat selapis sel berbentuk persegi empat, berdinding tipis, tidak berwarna
atau berwarna kehijauan, di dalam sel terdapat hablur berbentuk prisma besar,
kadang-kadang hampir memenuhi ruangan sel, pada penambahan asam klorida pekat P
hablur tidak larut; selapis sel berbentuk palisade, tinggi lebih kurang 65 μm,
tersusun sangat teratur, dinding tangensial dalam dan dinding radial sangat
tebal, warna agak kekuningan dan tidak berlignin, lumen sangat kecil terdapat
di ujung bagian luar, berbentuk trapesium atau bundar telur, warna coklat kekuningan;
selapis sel parenkimatik, bentuk persegi
empat tidak teratur, dinding tipis, sel jernih.
Epidermis dalam terdiri dari
selapis sel berbentuk persegi empat tidak teratur, sel agak besar, lumen
jernih, dinding berwarna coklat berpenebalan jala, dinding tangensial dalam
lebih tebal. Endosperm terdiri dari sel
berbentuk polygonal, dinding tipis, tidak berwarna, penuh berisi butiran
aleuron dan tetes-tetes minyak.
Embryo sel nya lebih kecil dari sel
endosperm, dinding tipis, berisi butir aleuron dan tetes-tetes minyak.
Serbuk
Warna kelabu kehitaman. Fragmen
pengenal adalah fragmen epidermis luar yang termampat dan berpapila pendek,
fragmen sel palisade terlihat tangensial; fragmen kulit biji; fragmen epidermis
dalam; fragmen sel berhablur terlihat tangensial; fragmen endosperm dan fragmen
sel parenkimatik di bawah lapisan palisade.
|
||||||||||||||
NigellasativaLinn.
|
Artikel
bertopik tanaman
obat ini adalah
sebuah rintisan. Anda dapat membantu Wikipedia dengan mengembangkannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar