Assalaamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
Bismillahirrahmanirrahim
Bismillahirrahmanirrahim

Begitu banyak contoh buruk berseliweran. Artis-artis dengan bangga bermaksiat. Menebar virus-virus pornoaksi dan pornografi. Mungkin karena apes atau sekadar mencari sensasi. Di saat yang sama ada yang bangga dengan gaya hidup hedonismenya. Tertangkap membawa narkotika atau malah bergaul bebas. Negeri ini semakin lama semakin ngeri. Banyak penghuninya sudah tidak tahu diri. Berasyik masyuk dengan kemaksiatan atas nama eksistensi diri.
Semakin banyak orang yang mudah putus  asa. Ditayangkan di media massa. Bunuh diri, membuang anak sendiri atau  bahkan menyiksa buah hati atas nama depresi. Berita yang diulang-ulang,  sehingga menjadi semacam motivasi. Sementara pasar sama sekali tidak  tertarik dengan renungan keislaman, mengarahkan kepada kebijaksanaan  hidup dan indahnya norma Islam. Pasar lebih suka teladan yang tidak  bermoral atau bermoral rendah. Karena itulah dunia hiburan yang sarat  dengan hal-hal berupa kesenangan.
Terwujudlah kini  masyarakat yang minim moralitas. Sesak dengan tugas dan pekerjaan yang  menyita hati. Shalat tidak ada lagi, doa jarang sekali. Dunia dan segala  keangkuhannya telah menyibukkan diri. Maka jarang sekali orang bicara  tentang bagaimana iman saya hari ini. Jarang sekali orang meminta,  tolong nasihati saya, saya sedang lemah iman. Tak ada, bahkan sama  sekali tidak pernah ada.
Gelombang materialisme membuat manusia  abad ini mulai tidak lagi peduli dengan agama. Kebutuhan hidup yang  mencekik leher, biaya kesehatan yang mahal dan gaya hidup yang semakin  permisif dan hedonis, membuat kerinduan pada Islam memudar. Kalaulah  hari ini ada, pasti jumlahnya sama sekali tidak berimbang dengan jumlah  masyarakat sebenarnya.
Generasi tuanya tidak mau membina,  sementara remajanya lelap dalam tidur panjangnya. Tidak tergugah untuk  mencintai Islam dan memperjuangkannya. Tetapi justru memilih diam dalam  ketidakberdayaan, acuh dan cuek dengan kondisi sekitar. "Yang penting saya senang, urusan yang lain itu tidak penting..."
Fakta  ini membuat kita mengelus dada. Karena jelas ini adalah bagian dari  tanda tanda merosotnya moralitas kita. Ketua Umum MUI, KH Sahal Mahfudz  bahkan menilai ada suatu hal yang jalan di tempat, bahkan mundur, yakni  akhlak dan jati diri bangsa. Menurutnya salah satu bukti bahwa akhlak  mengalami kemunduran adalah masih adanya perilaku korupsi dan suap, juga  beredarnya tayangan video porno dan maraknya maksiat di tengah  masyarakat.
Berkontribusilah...
Saatnya  setiap muslim menjadi da'i yang menyeru kebaikan dan mencegah  kemungkaran. Lakukan apa yang bisa kita lakukan, Berdakwah dengan  kapasitan yang kita miliki. Ajaklah teman dan saudara untuk berbincang  masalah hati dan iman. Sudah sebaik apa mereka memperhatikan imannya.  Sudah sejauh apa perbaikan yang selama ini mereka lakukan. Ajak dan  teruslah mengajak. Karena dengan begitu mereka akan mulai sadar dan  memperhatikan kondisi iman mereka.
Anda yang bekerja di kantor,  ajaklah teman kantor anda untuk selalu shalat pada waktunya. Anda yang  menjadi guru, ajaklah murid-murid anda untuk selalu menjaga shalatnya.  Sedangkan anda yang berprofesi sebagai pengusahan, ajaklah pelanggan  anda untuk selalu memperhatikan shalatnya. Karena shalat tiang agama.
Dengungkan syariat di mana pun kita berada.
Karena seribu dimulai dari satu.

 
 
 
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar